20150118_103133_praveen-jordan-debby-susanto-4LUCKNOW, Today – Praveen Jordan/Debby Susanto keluar menjadi juara India Grand Prix Gold 2016 setelah menundukkan pa­sangan Thailand yakni Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 23-25, 21-9, dan 21-16.

Ini adalah satu-satunya medali emas yang diraih wakil Indonesia dalam turnamen ber­bintang empat tersebut.

Praveen/Debby seperti masih demam panggung memainkan set pertama. Skor pun sempat menunjukkan 14-14, meskipun pasan­gan Merah Putih ini sebenarnya lebih banyak bermain bertahan. Pertandingan kian seru saat menyentuh poin-poin kritis.

Tempo permainan meninggi seiring pa­pan skor menunjukkan angka 23-23. Namun, akhirnya Praveen/Debby harus mengakui ketangguhan Dechapol/Taerattanachai den­gan skor 23-25 di set pertama.

Seperti tersengat setelah takluk secara dramatis di set pertama, Praveen/Debby bermain dengan penuh percaya diri saat set kedua.

Bahkan, unggulan kedua turnamen ini sempat memimpin skor dengan jarak yang jauh sebelum membungkus kemenangan dengan kedudukan 21-9.

Kedua pasangan sama-sama bermain menekan di awal set penentuan dengan reli-reli panjang, bahkan skor sempat berada di titik 3-3.

Namun, Praveen Debby langsung tancap gas dengan keunggulan 11-4 saat interval. Pa­sangan Garuda akhirnya menutup laga den­gan kemenangan 21-16.

Pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto mengoptimalkan penampilannya di turna­men bulutangkis India Open Grand Prix Gold 2016. Jadi satu-satunya wakil Indonesia di final, mereka pun berhasil keluar sebagai juara.

Di pertandingan final melawan pasangan Thailand, Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai, Minggu (31/1/2016), pasan­gan ganda campuran unggulan kedua itu menang 23-25, 21-9, 21-16.

Keberhasilan Praveen/Debby ini sungguh menyelamatkan Indonesia karena bahkan hanya mereka duta “Merah Putih” yang mam­pu menembus babak empat besar. Di babak utama Indonesia meloloskan 18 wakilnya. “Kami tidak menerapkan strategi khusus, tetapi kami sudah bertanya kepada pelatih tentang cara main lawan,” ujar Debby sep­erti seperti tertuang dalam rilis PB PBSI. “Di game pertama, kami beberapa kali terbawa irama permainan lawan, dan mungkin mainnya masih kurang lepas. Di game kedua dan ketiga, kami tidak berpikir menang dulu, cuma berpikir bagaimana bisa menikmati permainan dan mem­bawa lawan ke pola kami,” tambahnya. Gelar juara ini merupakan gelar perdana bagi Praveen/Debby setelah meraih medali emas di SEA Games Singapura 2015. Sebel­umnya pencapaian terbaik mereka adalah runner-up di Prancis Terbuka Super Series 2015 dan Thailand Open GP Gold 2015.

Penampilan Praveen/Debby memang akhir-akhir ini kian menunjukkan grafik yang meningkat. Tak heran jika keduanya menjadi kandidat kuat untuk mendampingi pasangan ganda campuran utama Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Namun hingga saat ini Praveen/Debby yang duduk di rangking delapan besar dunia, masih berusaha mengamankan posisi mer­eka menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Jika ingin mengirimkan dua wakil di sek­tor ganda ke olimpiade, maka kedua pasan­gan ganda harus berada di peringkat delapan besar dunia.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================