Pada September tahun 2000 lalu, Indonesia bersama 188 negara anggota PBB mendeklarÂasikan sebuah komitmen, “Tujuan PemÂbangunan Milenium†di New York, Amerika Serikat.
Deklarasi yang lebih dikenal dengan intilah MilleniÂum Development Goals (MDG’s) itu merupakan sebuah paradigma pembangunan global dalam upaya menanÂgani penyelesaian, yang terkait dengan isu-isu menÂdasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan dan pembangunan.
Dari delapan (8) butir tujuan MDG’s yang ingin dicapai pada tahun 2015, yang berhubungan dengan tingkat kesejahteraan ibu dan anak adalah tujuan ke 4 dan ke 5 yaitu, menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu yang di implementasikan pada upaya penurunan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Pada perjalanan implementasi MDG’s terhadap penurunan AKI dan AKB di Indonesia yang sangat lamÂbat, maka Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI bermiÂtra dengan USAID dalam hal pendanaan meluncurkan suatu program akselarasi penurunan AKI dan AKB yang disebut dengan Program Expanding Maternal And neonatal Survival (EMAS) dengan cara melakukan berÂbagai kegiatan yang terintegrasi berbagai stake holder untuk meningkatkan sistem jejaring rujukan maternal dan neonatal di enam (6) provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Adapun yang akan dilakukan dalam Program Emas itu adalah membenahi semua instrumen yang berÂhubungan dengan metode atau cara penurunan AKI dan AKB, seperti meningkatkan ketrampilan petugas, membenahi fasilitas rujukan mulai dari hulu sampai hilir serta yang tak kalah pentingnya adalah mengefekÂtifkan sistem rujukan dan membangun jejaring fasilitas rujukan dari tingkat pertama ke tingkat kedua.
RSUD Cileungsi sebagai salah satu rumah sakit pemerintah di daerah Kabupaten Bogor diharapkan menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Kabupaten Bogor Timur.
Untuk hal tersebut, maka Tim EMAS kabupaten, provinsi dan Nasional berkunjung ke RSUD Cileungsi dalam rangka Pendampingan Klinis sebagai suatu teroÂbosan untuk mempertahankan dan meningkatkan keÂmampuan sistem penanganan emegensi maternal dan neonatal yang dilaksanakan pada tanggal 24 hingga 28 Agustus 2015.
Adapun output yang diinginkan dari Pendampingan Awal ini adalah bahwa semua yang terlibat memahami upaya peningkatan pelayanan kualitas kesehatan ibu (maternal) dan bayi baru lahir (neonatal) serta bersedia menjadi model bagi pengembangan upaya peningkatan kualitas kesehatan ibu dan neonatal di wilayah kerja dan sekitarnya. (ADV)