HL-(3)PROGRAM ‘Kami Sekolah Jujur’ yang diapresiasi oleh Perempuan Bogor Anti Korupsi (PBAK) bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor sudah mulai digalakan dalam dua pekan belakangan ini. Sebanyaknya 32 sekolah yang ada di Kota Bogor ini rencananya akan diverifikasi untuk dijadikan sekolah uji percontohan pertama.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Sejak peluncuran program Kami Seko­lah Jujur pada akhir Januari lalu, PBAK sudah mulai memasuki dua sekolah yang ada di Kota Bogor, diantaranya Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 (pe­kan lalu) dan SMAN 2 Kota Bogor yang dilaku­kan pada Senin (22/2/2016).

Ketua PBAK, Hania Rahma menjelaskan rencananya ada empat sekolah yang men­jadi uji percontohan nantinya, diantaranya SDN Polisi 4, SMPN 1, SMAN 1 dan SMKN 1 Kota Bogor. “Program Kami Sekolah Jujur ini nanti akan diterapkan di empat sekolah ini selama satu tahun, jika memang berha­sil diaplikasikan oleh mereka maka seluruh sekolah yang ada di Kota Bogor wajib untuk ikut menerapkannya,” urai Hania kepada BOGOR TODAY.

Dalam sosialisasi di SMAN 2, PBAK sendiri mengemas dengan empat kegiatan, seperti persentasi, memutarkan film pendek den­gan tema tentang korupsi, melakukan aksi cap tangan dengan quotes mereka mengenai korupsi juga memberikan beberapa games seperti arisan anti korupsi, putar-putar lawan korupsi dan lainnya.

Menurut Hania, ada beberapa strategi yang akan diterapkan pada Kami Sekolah Jujur itu, seperti cara strategi internalisasi di lingkungan murid dengan menyuntikan azas-azas anti korupsi pada beberapa mata pela­jaran, dan memberikan strategi internalisasi kepada guru juga komite dalam rapat. Kemu­dian strategi penguatan, ini adalah strategi bagaimana strategi internalisasi dapat dilaku­kan.

“Beberapa hal yang sarat dengan sikap korupsi yang sangat sensitif di dunia seko­lah, seperti gratifikasi, menyontek, les privat pada guru, dan melakukan kunjungan ke luar kota dan luar negeri yang sering dilakukan pihak sekolah. Hal ini yang harus dihindari mulai saat ini.

Pogram ini mengedepankan nilai serta prinsip kejujuran, transparansi, dan akunt­abilitas, sehingga bisa membangun tata ke­lola yang baik, bersih, dan bebas korupsi. Gerakan ini dilakukan konsisten yang akan menjadi satu budaya baru di bidang pendi­dikan dan menumbuhkan semangat anti ko­rupsi.

“Saya agak heran dengan apa yang saya temukan di sekolah, ada 90 persen anak me­nyontek disekolah. Dan bagi mereka teman yang tidak menyontek adalah perilaku yang aneh, padahal justru budaya menyontek itu yang aneh,” ungkap wanita yang juga men­jabat sebagai salah satu dosen Universitas Indonesia (UI) itu.

Hania berharap, dengan program ini dapat menumbuhkan jiwa-jiwa anti korupsi di masa depan. Selain itu, ia juga ingin sekali, nantinya siswa siswi ini dapat mensosialisasi­kan kembali kampanye anti korupsi.

Sementara itu, Kasi Kurikulum Pendidi­kan Dasar Disdik Kota Bogor Arni Suhaerni menyambut baik program “Kami Sekolah Ju­jur” karena bertujuan membangun karakter siswa sehingga tidak memiliki jiwa korupsi, tidak sekadar membangun kecerdasan aka­demik.

“Dalam program ini, ada tolak contek dan juga program mengubah perilaku guru serta kepala sekolah. Semua perilaku atau hal yang mengarah ke korupsi akan dikikis dan dihilangkan. Harus ada sanksinya untuk guru atau kepala sekolah yang masih melaku­kan perilaku korup. Masyarakat harus bisa satu visi dan misi dengan Pemkot Bogor dan PBAK,” ungkapnya.

============================================================
============================================================
============================================================