BOGOR TODAY – Peminat Transmigrasi di Kota Bogor masih minim. Tahun ini, Dinsosnakertrans Kota Bogor akan memberangkatkan sebanyak tiga kepala keluarga (KK) ke Kalimantan Barat, tepatnya di daerah Satai Lestrasi.

Kepala Dinsosnakertrans Kota Bogor, Anas Rasma­na menuturkan, peserta transmigrasi akan diberikan lahan usaha seluas satu hektar dengan jangka waktu lima tahun menjadi hak milik, akan tetapi diperuntu­kan menam padi. Selain itu ada juga pemberian bibit serta rumah 9×5 meter persegi. “Ada juga pemberian alat pertanian, alat dapur dan jaminan hidup (jadup) oleh pemerintahan setempat per jiwa berupa sem­bako per bulan,” ungkapnya, kemarin.

Anas menambahkan, untuk tahun ini diajukan ke Pemkot Bogor dana yang dialokasi kan untuk living cost transmigran selama tiga bulan Rp 12,5 juta per KK. “Sementara yang sudah berangkat mendapatkan bantuan bibit senilai Rp 5 juta. Sebelumnya tidak ada pemberian seperti itu, tapi ini untuk meningkatkan mi­nat masyarakat untuk transmigrasi,” katanya.

BACA JUGA :  Kementrian PUPR Buka Formasi Seleksi CPNS 2024 Setelah Lebaran! Ini Dia Syarat dan Tanggal Pendaftarannya

Sementara itu, Anas mengakui pihaknya kesulitan untuk masyarakat yang siap menjadi perwakilan Kota Bogor bertransmigrasi. Untuk itu sasaran utamanya adalah korban bencana, sehingga masih ada harapan. “Kesulitan peminat ini dikarenakan kultur budaya warga sunda. Yaitu makan tidak makan asal kumpul, sehingga mereka memilih dekat dengan keluarga saja,” tuturnya.

“Jadi total yang akan berangkat setiap tahun nantinya di tahun 2016 menjadi 5 KK. Sementara un­tuk tahun 2014 dan 2015 yang berangkat 3 KK, untuk 2014 ditotal ada sebanyak 13 Jiwa yang bertransmi­grasi. Saat ini ada calon dari IPB dari lulusan D3 nya satu KK dan S1 Akuntansi satu KK, karena syarat utama transmigrasi sudah berkeluarga,” jelasnya.

BACA JUGA :  Resep Membuat Mango Sago di Rumah Dijamin Anti Gagal

Untuk lebih menambahkan minat dan kemam­puan calon transmigran, mereka diberikan pelatihan pertanian, perikanan dan otomotif. Untuk kedepan sata mereka jadi hasil tani ditampung oleh instansi KUPT (Kepala unit permukiman transmigrasi) setem­pat. “Semua sudah disiapkan, jadi tinggal ada kem­auan dari masyarakat. Program transmigrasi ini juga dalam rangkat swasembada pangan, jadi harus didu­kung masyarakat. Oleh karena itu harus ada setiap ta­hun nya yang siap bertransmigrasi,” tuntasnya.

(Guntur Eko Wicaksono)

============================================================
============================================================
============================================================