PERSATUAN SepakÂbola Seluruh IndoneÂsia (PSSI) melunak dalam menyikapi waÂsit dan perangkat perÂtandingan yang bakal mengawal jalannya turnamen Piala KeÂmerdekaan. SebelumÂnya, PSSI memberiÂkan ancaman sanksi bagi yang terlibat turÂnamen bentukan Tim Transisi
Oleh : Adilla Prasetyo Wibowo
[email protected]
Langkah bijak dipilih Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam menyikapi keputusan wasit dan perÂangkat pertandingan yang akan berÂtugas di Piala Kemerdekaan.
Di bawah arahan Tim Transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), sudah melakukan penyegaÂran dengan melibatkan 153 orang wasit dan asisten wasit, serta 45 orang perangkat perÂtandingan. Para wasit, asisten wasit tersebut tergabung dalam Asosiasi Wasit Profesional Indonesia (AWAPI).
Juru bicara PSSI, Tommy Welly, menÂgatakan jika masih memastikan dan mencari penyebab utama dari keputusan wasit dan perangkat pertandingan tersebut. Karena itu, diakuinya, masih mempelajari keikutserÂtaan mereka.
Dikatakannya lagi, hal tersebut karena beberapa wasit dan perangkat pertandÂingan memiliki punya profesi lain di luar sepak bola. Di antaranya, sebagai anggota TNI. PSSI disebut sulit menahan wasit dan perangkat pertandingan berprofesi TNI meÂnyusul kemungkinan adanya perintah dari atasannya.
“Kalau wasit dari kalangan militer, mungÂkin kami mengetahui penyebabnya. Kalau ada perintah dari petingginya, tentu harus dilihat dan dipelajari situasi yang dihadapi wasit bersangkut,” ujar Tommy Welly.
“Sehingga, harus dilihat dulu kenapa. Para wasit sejauh ini tidak terlibat aktif, hanÂya mungkin kalau TNI ada perintah. Itu yang saya dengar. Saya sendiri tidak tahu jumlah pasti wasit dari kalangan militer, tapi ada beÂberapa seperti Prasetyo Hadi, Sukoco, dan ada beberapa yang saya hapal karena pimpin laga ISL. Kalau ada perintah, tentu wasit tiÂdak bisa menghindar,” pungkasnya.