JAKARTA, Today – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terus mendorong PT Liga Indonesia (PT LI) untuk kembali menggulirkan kompetisi.
Misalnya saja untuk kompetisi Indonesia Super League (ISL), akan mulai digelar pada minggu ketiga OkÂtober 2015.
Aristo Pangaribuan, Direktur HuÂkum PSSI, mengatakan bahwa komÂpetisi bakal berjalan tanpa perlu melÂibatkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
“Semua kegiatan sepak bola, baik turnamen maupun kompetisi, atas perintah Undang-Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, sudah sangat jelas bahwa itu harus dilakukan oleh induk cabang olahraga, dalam hal ini PSSI,†katanya.
Dipaparkannya, Pasal 29 ayat 2 UU SKN, berbunyi (2) Pembinaan dan pengembangan olahraga profeÂsional dilakukan oleh induk organÂisasi cabang olahraga dan/ atau organisasi olahraga profesional.
Diperjelas di Peraturan Pemerintah 16/2007 tenÂtang tentang PenyelenggaÂraan Keolahragaan, Pasal 36 ayat 1, 2 dan 3 (1) Pembinaan dan pengembangan olahraga profesional dilaksanakan serÂta diarahkan untuk tercipÂtanya prestasi olahÂraga, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.
Kemudian selanjutnya, (2) PembiÂnaan dan pengembanÂgan olahraga profesional sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) dilakukan oleh induk orÂganisasi cabang olahraga, induk orÂganisasi olahraga fungsional, dan/ atau organisasi olahraga profesional.
Lalu (3) Pemerintah berkewaÂjiban memberikan pelayanan dan kemudahan kepada induk organisasi cabang olahraga, induk organisasi olahraga fungsional, dan atau organÂisasi olahraga.
Dipertegas juga dengan Pasal 51 ayat 2 UU SKN, (2) Penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangÂkan langsung massa penonton waÂjib mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan memenuhi peraturan perundang-undangan.
“Jadi, dimana posisi BOPI? BOPI tidak diperÂlukan selama ada induk cabang olahraga. Justru keberadaan BOPI memberi peluang terjadinya break away league, yang sangat diharamkan di seluruh dunia,†tuturnya.
“Terjadi juga pada tahun 2012, saat I n Âdonesia Super League (ISL) saat diputar oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) tanpa rekomendasi PSSI. Oleh karena itu, secara prinsip, Komite Eksekutif PSSI menolak keberadaan dan keterlibatan BOPI,” pungkasnya.
Melihat hal ini, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memÂbuka peluang untuk kembali mengguÂlirkan turnamen Piala Indonesia (PI).
Sebelumnya, Piala Indonesia dilaksanakan PSSI dengan mengiÂkutsertakan seluruh klub. Ketika terakhir digelar pada 2012, Persibo Bojonegoro keluar menjadi menjadi juara. Sementara Sriwijaya FC, menÂjadi klub tersukses setelah tiga kali juara.
PSSI sempat ingin menggulirkan turnamen tersebut pada 2015, sejalan denÂgan kompetisi IndoneÂsia Super League (ISL) dan Divisi Utama.
Sayangnya, nasib sama seperti ISL dan Divisi Utama, yang tidak bisa terlaksana kareÂna terjadi persoaÂlan dengan Badan Olahraga ProfeÂsional Indonesia (BOPI) dan KementÂerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Ada wacana membuat kembali PiÂala Indonesia. Semua klub akan ikut, baik dari ISL, Divisi Utama, dan amÂatir. Itu akan digelar satu musim juga beriringan dengan kompetisi.
“Tapi, masih digodok. SebenaÂrnya, hal tersebut seperti FA Cup,†terang Wakil Ketua Umum PSSI, ErÂwin Dwi Budiawan.
(Imam/net)