Berbagai penelitian telah mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau dari perpekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa Ramadhan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi dan fungsi neuropsikiatri.
Oleh : RIFKY SETIADI
Email: [email protected]
Bulan Ramadhan adaÂlah bulan yang paling dinanti oleh umat musÂlim. Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. SeÂmua umat muslim yang sehat dan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. MeskiÂpun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahaÂgian, pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan.
Allah berjanji akan memberiÂkan berkah kepada orang yang berpuasa. Seperti ditegaskan sabÂda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: “Berpuasalah maka kamu akan sehat.†Dengan berpÂuasa, akan diperoleh manfaat seÂcara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbÂagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.
Para pakar nutrisi dunia menÂdefinisikan puasa atau kelapaÂran (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. SeÂdangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam mataÂhari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandÂingkan starvasi biasa. Beberapa mukjizat yang dibuktikan adalah:
Keseimbangan Anabolisme dan Katabolisme
Berbeda dengan kelaparan atau starvasi dalam berbagai benÂtuk dapat mengganggu kesehatan tubuh. Namun sebaliknya, dalam puasa ramadhan terjadi keseimÂbangan anabolisme dan kataboÂlisme yang berakibat asam amino dan berbagai zat lainnya memÂbantu peremajaan sel dan komÂponennya memproduksi glukosa darah dan mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari. CaÂdangan protein yang cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat buka dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh unÂtuk terus memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan fibrinogen.
Tidak Akan Mengakibatkan Pengasaman dalam Darah
Kemudian juga berbeda denÂgan starvasi, dalam puasa Islam peÂnelitian menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak meningkat dalam daÂrah sehingga tidak akan mengakiÂbatkan pengasaman dalam darah.
Tidak Berpengaruh pada Sel DaÂrah Manusia
Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh pada sel daÂrah manusia & tidak terdapat perÂbedaan jumlah retikulosit, volume sel darah merah serta rata-rata konÂsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC) dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa.
Puasa pada Penderita Diabetes Tipe 2
Puasa ramadhan pada pendÂerita diabetes tipe 2 tidak berpenÂgaruh dan tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat dan hemoglobin glikosilat. Namun pada penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya harus berkonsultasi denÂgan dokter bila hendak berpuasa.
Pengaruh pada Ibu hamil dan menyusui
Terdapat sebuah penelitian puasa pada ibu hamil, ibu menyuÂsui, dan kelompok tidak hamil dan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat. Ternyata dalam peÂnelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, triglisÂerol, keton, beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dan horÂmon tiroksin.
Pengaruh pada Janin
Penelitian di Departemen ObÂstetri dan Ginekologi dari GaziantÂep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih, yang berpuasa selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin, pengukuran Doppler ulÂtrasonografi dalam peningkatan diÂameter biparietal janin (BPD), penÂingkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI), dan rasio arteri umÂbilikalis sistol / diastol (S / D) rasio.
Pengaruh pada Fungsi Kelenjar Gondok
Ketika berpuasa ternyata juga terbukti tidak berpengaruh pada fungsi kelenjar gondok manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahÂwa tidak terdapat perbedaan kadar plasma tiroksin (TS),tiroksin bebas, tironin triyodium dan hormon perangsang gondok (TSH) pada penderita laki-laki yang berpuasa.
Pengaruh pada Hormon VirgisÂteron
Sedangkan pada penelitian hormon wanita tidak terjadi gangÂguan pada hormon virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi, 80% populasi penelitian menunjukkan penurunan hormon prolaktin. Penelitian ini menunjukkan haraÂpan baru bagi penderita infertiliÂtas atau kemandulan wanita yang disebabkan peningkatan hormon prolaktin. Sehingga saat puasa, wanita tetap berpeluang besar unÂtuk tetap pada kondisi subur.
Bermanfaat Bagi Jantung
Beberapa penelitian menyeÂbutkan sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang mencolok saat berpuasa dibandingkan saat tidak berpuasa. Puasa Ramadhan tidak mempengaruhi secara drastis metabolisme lemak, karbohidrat dan protein. Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan asam urat sering terjadi saat terjadi deÂhidrasi ringan saat puasa. Saat berpuasa ternyata terjadi peningÂkatan HDL dan apoprotein alfa1. Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Beberapa penelitian “chronoÂbiological†menunjukkan saat puasa Ramadhan berpengaruh terÂhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, horÂmon kortisol, melatonin dan gliÂsemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaÂknya juga berperan bagi peningkaÂtan kesehatan manusia.
Berbagai kajian ilmiah melalui penelitian medis telah menunjukÂkan bahwa ternyata puasa sebuÂlan penuh saat bulan ramadhan bermanfaat sangat luar biasa bagi tubuh manusia. Manfaat puasa bagi kesehatan sebagian telah terÂbukti secara ilmiah. Wajar saja, bahwa puasa adalah saat yang palÂing dinantikan oleh kaum muslim karena memang terbukti secara ilmiah menjanjikan berkah dan mukjizat dalam kesehatan manuÂsia. (*)