Salah satu atlet kami yang saat ini juga turut serta dalam kejuaraan WPAC 2015 yang digelar di Gunung Mas, Puncak masih berstatus sebagai tukang ojek atlet. Mereka masih butuh sentuhan dari KONI Kabupaten Bogor
Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]
Wahana gantole dan paralayÂang Gunung Mas, Puncak menjadi venue ajang World Paragliding AccuÂracy championship (WPAC) 2015 yang biasanya digelar di Eropa Timur. Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Layang Gantung Indonesia (PLGI) KabuÂpaten Bogor, Wawan Haikal KurÂdi sangat mengapresiasi pelakÂsanaan kejuaraan dunia nomor ketepatan mendarat yang diÂgelar di Kampung Pensiunan, Kawasan Gunung Mas, Cisarua Kabupaten Bogor, 10-16 Agustus.
“Ini menjadi kebanggan kita, untuk pertama kalinya kejuaraÂan ketepatan mendarat digelar di Indonesia terlebih di KabupatÂen Bogor. Ini menjadi hal yang sangat positif di segala sektor, kita juga bisa melihat para atlet dunia beraksi,†katanya.
Menurutnya, selain mengÂharumkan nama Kabupaten Bogor, kejuaraan yang diikuti 121 atlet dunia ini juga menjadi ajang promosi pariwisata. IndoÂnesia khususnya Jawa Barat, KaÂbupaten Bogor wajib berbangga mendapatkan kesempatan terÂhormat di ajang kejuaraan olahÂraga paralayang tingkat dunia yang diikuti 19 negera tersebut.
“Kejuaraan WPAC ParalayÂang tingkat dunia ini baru kali pertama digelar di Asia. Sangat beruntung Indonesia diberiÂkan kepercayaan menjadi tuan rumah. Momen ini jangan kita sia-siakan begitu saja,†ujarnya.
Selain itu, pemandangan alam, dan udara yang sejuk di Kawasan Gunung Mas Puncak dapat menjadi informasi bagi para tamu negara yang bertandÂing untuk mempromosikan info tentang Kabupaten Bogor ke negara asalnya pasca kejuaraan.
“Secara tidak langsung keÂjuaraan dunia WPAC telah memÂpromosikan pariwisata di Bumi Tegar Beriman, yang sekaligus membawa nilai tambah baik unÂtuk sektor wisata, maupun olahÂraga, juga sekaligus investasi,†tambahnya.
Namun, lebih lanjut diÂkatakan Wawan, PLGI KabuÂpaten Bogor baik atlet maupun fasilitas latihannya masih memÂbutuhkan sentuhan lebih dari Komite Olahraga Nasional IndoÂnesia (KONI) Kabupaten Bogor. Terkait pengelolaan venue dan perhatian terhadap atlet berÂprestasi.
Diakui Wawan, para atlet asuhannya rata-rata terlahir dari profesi paraboy. Dengan ketekunan dalam berlatih, merÂeka mampu menunjukkan taji hingga ke kancah internasional dan menyabet banyak medali di berbagai kejuaraan.
“Salah satu atlet kami meÂmang saat ini masih ada yang berstatus sebagai tukang ojek. Tapi tukang ojek khusus bagi atlet yang sedang bermain paraÂlayang dan gantole. Jadi dia menÂgantarkan para atlet dari arena pendaratan ke tempat penerÂbangan,†jelasnya. (*)