GOGI Nebulana atau pemilik nama Tionghoa Xu Tian Hu, sejak usia enam tahun telah dilatih berbagai olah raga bela diri cukup keras oleh ayahnya. Ketika menginjak usia 13 tahun, Gogi telah memulai karirnya sebagai atlet Wushu Nasional, bakat dan kemauannya yang pantang menyerahtelah mengantarkan pria kelahiran 2 Desember 1980, menjadi pemain Wushu Jurus Pedang yang tak terkalahkan di seluruh penjuru IndoneÂsia selama rekor terpanjang delapan tahun berturut – turut.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Tidak hanya berhenti di level nasiÂonal saja, putra kedua dari PendiÂri Harmony Wushu Indonesia AnÂanta Christyana (Alm) ini, mampu mencetak sejarah karena untuk pertama kalinya Wushu Indonesia mampu bersaÂing dengan 84 negara di dunia, dan berÂhasil merebut emas di 9th World Wushu Championship Beijing 2007. Prestasinya merupakan prestasi terbaik putra IndoÂnesia yang pernah dicapai dan tercatat dalam sejarah.
“Ayah saya yang membuat saya terÂtarik pada Wushu. Berkat bimbingannya saat saya kecil, saya menjadi satu hati pikiran dan tubuh dalam Wushu. Ketika itu saya tidak mengerti apa itu Wushu, saya hanya tahu memukul, menendang, melompat, kelenturan dan lain – lain,†ungkap pria yang menyabet Juara 1 DuÂnia Kejuaraan Dunia Wushu di Beijing pada tahun 2008.
Keberhasilannya, bukan hanya datang dari dirinya sensiri. Orang-orang didekatnya yang sangat berperan dalam prestasi yang ia raih hingga detik ini. Tak lain, semua ini berkat bimbingan kakaknya Gora Nebulana dan ayahnya yang penuh perhatian dan dedikasi tinggi.
“Saya mengikuti hobby ayah saya dan kedua kakak saya, Gora dan Theta dalam berlatih Wushu yang diajarkan ayah saya. Gerakan – gerakan jurus dan program kepelatihan ayahku, menjadi kegiatan keluarga utama tiap harinya selain sekolah dan berÂmain. Sehingga menjadi kebiasaan dan kebanggaan, yang ingin terus diasah dan dilatih bersama keluÂarga saat itu hingga sekarang,†paÂparnya.
Kini,disamping berlatih dan belajar wushu, Gogi juga dengan penuh semangat melatih dan mengajarkan Wushu kepada orang lain sejak dari usia 18 taÂhun, siapa pun, dan di mana pun. Kunci suksesnya adalah berlatih dan bertanding wushu bukan untuk menang atau kaÂlah saja, tapi karena wushu merupakan budaya hidup dan keluarganya. “KebetuÂlan dalam pertandingan aku menang dan mendapat prestaÂsi. Karena ilmu wushu jauh lebih tinggi dari hanya sekeÂdar menang atau kalah,†pungkasnya.