Untitled-10BOGOR, TODAY – Musim penghujan rupanya datang lebih cepat dari yang diprekdisikan oleh Badan Metrologi Klimatologi dan Geo­fisika (BMKG) Dramaga, Bogor. Bukan hanya hujan, cuaca ekstrem seperti puting beliung dan tanah longsir pun kini mengahantui war­ga Bogor.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Aksomo menjelaskan jika pasca kemarau, bencana yang paling dikhawatir­kan adalah bencana tanah longsor mengingat kondisi geografis di Kabupaten Bogor yang be­ragam.

“Kami memang tidak akan pernah istira­hat. Kemarin kemarau, sekarang mulai hujan. Badai pula. Namun kami siap bekerja ekstra untuk menghadapi dan mengantisipasi ke­mungkinan bencana yang bakal terjadi,” ujar Budi Aksomo.

Budi menjelaskan jika pihaknya telah me­nyiagakan pasukan selama 24 jam nonstop jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat. Se­lain itu, BPBD juga telah memastikan kesiapan logistik dan peralatan pendukung yang dibu­tuhkan dalam menanggulangi bencana.

BACA JUGA :  Rangkaian HUT RSUD Leuwiliang ke-14 Penuh Berkah

“Kami telah siagakan pasukan dan pera­latan. Karena banyak sekali daerah di Kabupat­en Bogor yang rawan akan bencana. Pemeta­an wilayah juga telah kami lakukan dengan tujuan supaya masyarakat lebih waspada jika cuaca ekstrem datang,” lanjut Budi.

Dari hasil pemetaan tersebut lima wilayah di Bumi Tegar Beriman memiliki tingkat ker­awanan akan bencana puting beliung. Sep­erti Kecamatan Tamansari, Ciomas Tenjolaya, Dramaga dan Pamijahan yang berada dalam kawasan kaki Gunung Salak.

“Kalau untuk longsor ada di tiga zona, yai­tu wilayah timur, selatan dan barat. Rata-rata daerah rawan bencana berada di kaki gunung dan wilayah-wilayah yang berada di sekitar tebingan,” lanjut pria berkumis ini.

Sebelumnya, bencana angin puting be­liung telah menghantam 67 rumah warga di Kecamatan Dramaga, Ciomas dan Tenjolaya. “Bukan tidak mungkin jumlah ini bertambah. Untuk tingkat kerusakannya sih bervariatif. Tapi yang paling parah ada sembilan rumah. Dua rumah di Kecamatan Tenjolaya dan tu­juh rumah di Kecamatan Dramaga,” sambung Budi.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat ODGJ Pria di Halaman Masjid Caringin

Budi juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih mengenali daerah tempat tinggal­nya masing-masing agar bisa mengantisipasi kemungkinan bencana yang akan terjadi. Ia pun meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan.

“Bencana itukan respon alam terhadap ulah manusia juga. Makanya kita harus men­jaga lingkungan seperti tidak membuang sam­pah sembarangan dan lebih mencintai alam. Tapi selalu tetap waspada,” pungkas Budi.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Dramaga mem­perkirakan jika musim kemarau yang telah membuat ribuan hektar tanamah padi gagal panen akan terus berlangsung hingga bulan September 2015 mendatang dan membuat khawatir sejumlah kalangam khususnya pet­ani.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================