Untitled-17PUTRI Belgia, Astrid Joséphine- Charlotte Fabrizia Elisabeth Paola Marie, singgah di Kebun Raya Bogor (KRB), Rabu (16/3/2016). Kedatangan bangsawan Belgia ke Kota Bogor ini sengaja untuk napak tilas leluhurnya.

NIA S AMIRA|YUSKA APITYA
[email protected]

Berbalut celana panjang warna ungu, blus berco­rak dengan warna dasar ungu serta blazer sutra biru donker, Puteri Astrid dari Kerajaan Belgia singgah di Bogor (16/3/2016) untuk melakukan napak tilas perjalanan neneknya, Ratu Astrid yang mengunjungi Kebun Raya Bogor 87 tahun silam.

Perempuan kelahiran Château de Belvédère, Laeken, Belgia, 5 Juni 1962 ini merupakan anak kedua dari Raja Albert dan Ratu Paola. Ketika meli­hat papan penunjuk jalan bertuliskan “Jalan Astrid”, ia pun menyempatkan berfoto. Jalan Astrid merupakan nama jalan yang diberikan oleh pemerin­tah Hindia Belanda saat Ratu Astrid, nenek dari Putri Astrid berkunjung ke Kebun Raya Bogor tahun 1929.

Saat tiba di Kebun Raya Bogor, Astrid bersama rombongan meny­empatkan berkeliling area Kebun Raya dengan mobil dan berhenti di ujung Jalan Astrid (Astrid Avenue) yang berdekatan dengan jembatan besar berwarna putih, di depan Cafe Gardenia. Tanaman bunga tas­bih (Canna Lily) berwarna kuning, merah dan hitam ini membentang sepanjang 100 meter, melambang­kan warna bendera Belgia. Bunga-bunga tersebut ditanam dalam 29 petak yang mewakilkan tahun 1929 sebagai kenangan pada momen ke­datangan Ratu Astrid di Bogor saat berbulan madu bersama Raja Leop­old III tahun 1929. Rombongan pun berhenti di ujung Jalan Astrid yang berdekatan dengan jembatan besar berwarna putih, atau tepatnya di de­pan Gardenia Cafe.

Astrid menyempatkan diri ber­foto di sebelah papan penunjuk ja­lan bertuliskan “Jalan Astrid”, nama yang diberikan oleh pemerintah Hin­dia Belanda kepada neneknya saat berkunjung ke Kebun Raya Bogor.

Saat diberitahu oleh Menteri Luar Negeri Belgia, Peter de Crem bahwa Kota Bogor kini memiliki ko­ran berhalaman Bahasa Inggris per­tama di Jawa Barat, Astrid merasakan kedekatan emosi yang semakin erat dan dengan senyuman, bangsawan Belgia ini menitipkan salam untuk semua pembaca Bogor Today dalam bahasa Belanda dan Prancis. Menteri Peter de Cream berharap mendapat­kan 1 copy koran Bogor Today yang memuat berita tentang kunjungan Putri Astrid di Bogor. Bogor Today merupakan satu-satunya harian yang mendapatkan tempat khusus dari delegasi misi ekonomi Belgia ini un­tuk berkomunikasi langsung dengan Putri Astri seusai makan siang ber­sama.

BACA JUGA :  Konsisten Selama 10 Tahun, Vihara Dhanagun Jaga Keberagaman Lewat Santunan dan Buka Puasa Bersama

Sebelum mengunjungi Kebun Raya Bogor, Astrid menghadiri seminar bertajuk “Sustainable Ag­riculture: Towards A Bio-based Economy” di International Conven­tion Center Institut Pertanian Bogor. Astrid datang bersama sekitar 300 pengusaha Belgia, membawa misi ekonomi ke Indonesia. Dalam kun­jungannya ke Indonesia kali ini, adik dari Raja Phillipe ini bertemu den­gan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri kabinet. “We are so happy here. Indonesia have a very nice people,” kata Putri Astrid.

Astrid tiba ke Kebun Raya Bogor sekitar pukul 12.20 WIB. Saat turun dari mobilnya, dia langsung mene­bar senyum kepada para penyam­butnya. “Saya senang berada di sini,” ucapnya.

Di Kebun Raya Bogor, Astrid menanam sebatang tunas bambu. Setelah itu dia langsung dibawa ber­jalan-jalan ke area Kebun Raya. Salah satu area yang dikunjungi adalah Jalan Astrid. Jalan tersebut diberi nama dari nenek Putri Astrid, Ratu Astrid dari Belgia.

Pada lawatan ini, Kebun Raya Bogor turut dipercantik. Bunga ber­warna kuning, hitam, dan merah sesuai dengan warna bendera Belgia terlihat di jalan itu.

Dia mengaku terkesan atas la­watannya di Indonesia, termasuk di Bogor dan sejumlah tempat lain. “In­donesia memiliki orang-orang sangat baik,” kata Putri Astrid.

Putri Astrid bersama dengan del­egasi bisnis berkunjung ke Indonesia untuk meningkatkan kerja sama eko­nomi dan bisnis kedua negara. Sela­ma kunjungan, Putri Astrid dijadwal­kan bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, beberapa menteri kabi­net, gubernur, dan kalangan bisnis.

Kunjungan di Bogor sangat spe­sial. Sebab, pada 1929, Ratu Astrid dari Belgia, nenek dari Putri Astrid, berkunjung ke Indonesia, termasuk Kebun Raya Bogor. Untuk menyam­but kedatangan Ratu Astrid, pemerin­tah yang berkuasa saat itu menamak­an satu jalan utama di Kebun Raya Bogor dengan nama Jalan Astrid.

Selain meneken kerjasama anta­ra IPB dan Univeristy of Ghent, Bel­gia juga mengirim delegasinya untuk meningkatkan kerjasama di sektor pertanian dengan Indonesia. Melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI pertemuan bilateral juga dilaku­kan dalam rangka Misi Dagang Belgia ke Indonesia.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknolo­gi dan Inovasi Pertanian Mat Syukur mengatakan, Indonesia dan Belgia menyepakati poin penting terkait peningkatan akses pasar komoditas unggulan masing-masing negara. Seperti perluasan ekspor susu dan buah-buahan dari Belgia ke Indone­sia serta ekspor kelapa sawit dari In­donesia ke Belgia. Hal ini didukung dengan pertukaran informasi terkait regulasi terkini seperti prosedur ver­ifikasi produk peternakan dan horti­kultura ke Indonesia.

BACA JUGA :  Pemkab Bogor Terima Kunjungan Spesifik Komisi II DPR RI Bahan Program PTSL Bagi Masyarakat

Selain itu, Delegasi Belgia dan Ke­mentan menerapkan satu kebijakan baik aspek standar dan keamanan pangan maupun distribusi oleh Uni Eropa, dimana Belgia merupakan salah satu anggotanya. “Indonesia dan Belgia memiliki banyak kesa­maan. Potensi kerjasama bisa lebih luas lagi di sektor pertanian,” ujar Mat Syukur.

Mat Syukur menuturkan, produksi sawit yang diekspor telah mengacu pada prinsip keberlanjutan (sustainability). Ia juga berharapa delegasi Belgia dapat mengurangi kampanye negatif terkait komoditi minyak sawit sehingga bisa mendo­rong akses pasar di Eropa. “Kami me­miliki Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjamin keberlanjutan pada produk minyak sawit,” tegas Mat Syukur.

Kerjasama Institut Pertanian Bo­gor (IPB) dengan University of Ghent Belgia sebenarnya sudah berlang­sung sejak lama. Tetapi dengan pen­andatangan kemarin, diharapkan akan semakin meningkatkan pola kerjasama yang ada.

Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, kerjasama ini berfokus pada ekonomi, yaitu usaha memban­gun kekuatan ekonomi dari pene­litian dan riset yang melahirkan ino­vasi. Menurut Herry, inovasi menjadi penting agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus mengantungkan ekspor barang mentah. “Ekonomi kita banyak ditopang oleh ekspor bahan mentah seperti biji kakao (coklat-red), tapi kita malah mengim­port coklat,” ujar Herry seusai acara.

Herry menjelaskan, ciri majunya perekonomian suatu negara terlihat dari banyaknya inovasi. Hal ini tentu juga harus dilakukan Indonesia agar bisa berinovasi dalam mengolah produknya sendiri. Sehingga IPB bekerjasama dengan University of Ghent untuk membuat inovasi yang hasilnya menjadi produk dan bisa dinikmati masyarakat. “Inovasi ini bisa dilakukan dimana saja karena potensi pertanian Indonesia sangat bagus. Hal ini juga mampu memban­tu perekonimian nasional sekaligus menyebarkan pusat-pusat pertum­buhan di indonesia,” tutur Herry.

Di tempat yang sama, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, men­gatakan, Kota Bogor juga di masa de­pan akan tumbuh menuju smart city sehingga diharapkan akan terbuka peluang kerjasama dengan Pemerin­tah Belgia di bidang teknologi infor­matika. “Kalau untuk sekarang ker­jasama lebih fokus kepada IPB dalam bentuk riset dalam pengembangn produk,” tandasnya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================