Kenyamanan sudah barang tentu menjadi satu hal yang dicari dalam sebuah rumah tinggal. Untuk melengkapinya, mulailah mempertimbangkan dan menambahkan konten kesehatan dan ekonomis dalam konsep rumah tinggal, demi terciptanya keselarasan di dalam kehidupan.Bicara mengenai desain sebuah rumah tinggal, saat ini banyak yang mengacu kepada konsep ramah lingkungan. Seperti yang coba ditunjukan oleh arsitek Atelier Riri yang mendesain rumah bernafas atau ‘Breating House’. Seperti apa?
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Pemakaian energi pada sebuah proyek pemÂbangunan pun dinilai terlampau besar, seÂmentara ketersediaan bahan bakar minyak maupun listrik sedang dalam kondisi pengheÂmatan. Oleh karena itu menÂjadi sebuah keharusan untuk mendesain sebuah bangunan berkonsep ramah lingkungan. Konsep green building atau bangunan ramah lingkunÂgan menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini.
Seperti BOGOR TODAY lanÂsir dari Archdaily, arsitek AtÂelier Riri mendesain sebuah rumah di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Sang pemilik rumah merupakan suami istri yang telah memiÂliki dua anak. Mereka mengÂinginkan sebuah hunian yang nyaman, ramah lingkungan, dan mampu merepresentasiÂkan diri mereka. Karena itu, Atelier Riri, sang arsitek memÂbuat “Breathing House†guna mengakomodasi keinginan tersebut.
Berlokasi di Griya Loka, sebuah area rimbun di pingÂgiran kota Jakarta, “Breathing House†fokus pada bagaimana udara dan cahaya bisa masuk secara natural ke dalam ruÂmah. Fokus itu semakin nyata mengingat lingkungan di Griya Loka terkenal sebagai kawasan hijau.
Dibangun di atas lahan seluas 320 meter persegi, “Breathing House†terdiri dari tiga lantai dengan fungÂsi berbeda. Lantai pertama didedikasikan sebagai ruang publik yang dirancang untuk seolah-olah dapat bernapas melalui ventilasi besar pada pola lubang di beberapa baÂgian rumah.
Rumah yang dibangun pada 2014 ini berpusat pada satu tiÂtik berupa lubang kosong beÂsar yang memiliki atap kaca di atasnya. Di bawah atap kaca tersebut ada kolam renang yang bertujuan untuk menuÂrunkan suhu ruangan secara alami.
Lantai dua dijadikan sebagai kamar tidur pribadi, ruang kerÂja dan ruang tamu. Sementara itu lantai tiga berisikan taman atap sebagai tambahan ruang terbuka dan juga ruang untuk aktivitas outdoor keluarga.
Bahan-bahan alami dan ramah lingkungan seperti batu bata, gain reinforced ceÂment (GRC) dan logam daur ulang digunakan Atelier untuk mendapatkan desain baru konÂtemporer “Breathing House.†Nuansa ramah lingkungan seÂmakin terasa dengan teknologi daur ulang air hujan untuk meÂnyiram tanaman dan mencuci mobil.
Atelier mengharapkan “Breathing House†mampu mewakili identitas rumah keluÂarga modern yang ramah lingÂkungan bagi orang Indonesia.
(KPS/Apri)