BOGOR TODAYÂ – Banyak ramÂbu-rambu lalu lintas yang wajib kita ketahui ketika kita memÂbuat Surat Ijin Mengemudi (SIM) dinilai tidak lagi berarti. Pasalnya, ketika sudah terjun dilapangan semua tidaklah lagi penting. Banyaknya para supir angkutan kota (angkot) seolah menganggap rambu lalu lintas hanyalah pajangan.
“Kita udah sering ngetem disini, ga kenapa-kenapa. Kalo ada Polisi kita majuin mobilÂnya.†ujar salah satu supir anÂgkot 02 Sukasari-Bubulak keÂpada Bogor Today (20/1/2016).
Bukan hanya supir angkot saja, bahkan banyak pengguna kendaraan roda empat dan roda dua yang sering meneroÂbos lampu merah yang terletak di Jalan Sukasari. Terbatasnya Polisi yang berjaga seolah menÂjadi surga bagi para pengendaÂra di kawasan itu.
â€Polisi adanya kalau pagi hari saja, siang hari jarang ada Polisi yang berjaga dikawasan ini.†tambahnya.
Hal itu dimanfaatkan oleh para supir angkot, zona dilaÂrang berentipun tidak dihirauÂkan ketika banyaknya penumÂpang yang berdatangan tidak jauh dari lokasi tersebut.
“Kalau ngetem disini lebih banyak dapet penumpÂang, kebanyakan angkot dari arah ciawi banyak yang turun disini.â€tambahnya.
Kurangnya kesadaran para supir angkot dan penumpangÂnya menjadi salah satu kendala yang perlu dibenahi. “Petugas di titik itu, sudah sering kita temÂpatkan, namun terbatasnya angÂgota menjadi salah satu kendala untuk mengatur angkot yang sering berhenti,†ujar Kepala DLÂLAJ Kota Bogor, Achsin Prasetyo.
Ia memaparkan, titik rawan kemacetan di Kota Bogor relatif banyak. Pada umumnya diseÂbabkan ulah angkot yang kerap membandel berhenti di sejumlah ruas jalan. Untuk itu, pihaknya rutin melakukan kordinasi denÂgan aparat kepolisian untuk menÂertibkan kendaraan yang gemar melalaikan tanda peringatan.
Ia mengimbau, tak hanya kesadaran dari sopir angkot saja yang diperlukan, namun kesadaran dari penumpang pun perlu ditingkatkan. ArtinÂya, penumpang tak boleh naik dan meminta angkot untuk turun di ruas jalan rawan keÂmacetan dan wajib mematuhi rambu lalu lintas.
Ia menambahkan, untuk melakukan penertiban dibutuhkan kinerja khusus dan tindak lanjut untuk mencari solusi yang tepat.
“Seharusnya disediakan tempat yang dibuat khusus ngetem karena Bogor masih kurang fasilitas untuk halte penumpang jika dibandingkan dengan jumlah angkotnya dikoÂta ini,†papar Dodi (34) salah satu warga Sukasari.
(Abdul Kadir Basalamah)