JAKARTA, TODAY — Sekitar seribu santri dari Jakarta, Bandung, BoÂgor, Surabaya, Pasuruan, dan daeÂrah lainnya di Indonesia mengikuÂti programB e l a Negara yang digagas Mabes TNI bersama PBNU. Program ini dituÂjukan agar mereka lebih mencinÂtai Tanah Air.
Salah satu rentetan acaranya adalah mengajak santri berlayar di atas KRI Banda Aceh, dimana mereka tidak saja mendapat penÂgetahuan dan mengaji Bela NegaÂra, tapi juga sikap disiplin yang haÂrus dipedomani dan dilaksankan.
Para santri itu dikumpulkan di Pangkalan Laut Armatim di Perak Surabaya, Senin (23/11/2015) dan muÂlai pagi, mereka yang biasanya bersarung itu pun harus menyesuaikan diri mengguÂnakan celana dan bersepatu.
“Kami bangga bisa berlayar di kapal besar begini. Kami siap ikut pelatihan bela negara,†ujar Muhammad Iqbal, santi dari salah satu pondok pesantren di Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/11/2015).
Iqbal bersama ratusan santri lainnya baru saja tiba dari Jakarta kemarin pagi. Di atas kapal itu, mereka tidak saja bisa nyaman menginap tapi juga bisa melakuÂkan kegiatan apa pun, bahkan untuk salat berjamaah pun bisa. “Ada juga lapangan untuk main futsal. Untuk baris dan upacaÂra juga ada,†kata Fairuz, santri yang lain.
Para santri asal Jakarta dan Jabar itu begitu mengagumi potensi laut, terlebih bisa bergabung dengan santri dari Jatim. Sebanyak seribu santri itu diajak upacaÂra bersama dipimpin Panglima Armada Indonesia Kawasan Timur Lasksamana Muda TNI Darwanto.
Upacara Pelayaran Santri Bela Negara ini juga dihadiri pengurus PBNU, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, dan penÂgurus PWNU lainnya serta perwakilan pejabat TNI. Hadir pula mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Selain mengikuti upacara, mereka juga dihadirkan untuk memberi materi. Para tokoh itu memberi dorongan agar seribu santri itu bisa memahami konteks kebangsaan. Selain semacam kuliah, para santri itu harus praktik baris berbaris dan berdisiplin.
Selama satu hari sejak, para santri dipaksa membiasakan diri mengaji materi di luar ponpes. Mereka dilibatkan dalam mengaji wawasan kebangsaan. Semangat mereka juga dibangkitkan untuk mencinÂtai NKRI. “Ini program sinergi TNI dengan NU. Dengan semua masyarakat pun, TNI harus bersatu padu menegakkan kesatuÂan RI. Kami sepakat untuk menguatkan tekad membela negara bersama santri,†ucap Laksamana Muda TNI Darwanto.
Meski rata-rata berbadan kecil, para santri itu siap jika dipaksa berlatih ala militer. Namun Wakil Gubernur Gus Ipul menyampaikan bahwa program bela negara kepada santri itu tak perlu ada kekerasan fisik. Sampai dipaksa bergerak di luar kemampuan fisiknya. “Tidak-lah. Tak ada kekerasan fisik. Kalau baris dan upacara harus. Para santri perlu mengaji cinta tanah air. Biar cinta tanah air tak miÂlik tentara,†kata Gus Ipul. “Cinta tanah air itu bagian dari iman. NU sudah memÂbuktikan bersama pahlawan merebut keÂmerdekaan. Saat ini cinta tanah air harus disesuaikan memang,†kata Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah.
(Yuska Apitya Aji)