Masih ingat dengan kampanye Ice Bucket Challenge yang menantang siapa saja untuk menyiram air es ke kepala? Kampanye yang pada 2014 sangat populer di media sosial itu ternyata mengumpulkan cukup banyak uang untuk penelitian penyakit AmyoÂÂtrophic Lateral Sclerosis (ALS).
KAMPANYE Ice Bucket Challenge sukses membuat 17 juta orang mempublikasi video diri yang basah kuyup karena disiram air es dari ember. Tak hanya itu, pada Senin (25/7/2016) lalu, ALS Association selaku pihak
yang meneliti penyakit ALS, melaporkan mereka meraih USD115 juta dalam delapan peÂÂkan setelah dimulainya kampaÂÂnye Ice Bucket Challenge.
Asosiasi itu mengatakan sekitar 67 persen dari dana yang terkumpul digunakan untuk penelitian. Sebanyak USD23 juta akan dihabiskan untuk membantu pasien, koÂÂmunitas pelayanan, alat bantu komunikasi dan bergerak. PorÂÂsi USD10 juta akan dikonsumsi para dokter untuk proses penÂÂgobatan pasien.
Lebih jauh, dana sebesar USD5 juta didedikasikan bagi badan penelitian Neuro ColÂÂlaborative. Kelompok tersebut menciptakan garis sel induk dari pasien ALS yang akan meÂÂniru sel-sel saraf mereka.
Dahulu, ALS Association mengatakan kampanye Ice Bucket Challenge digulirkan untuk meningkatkan kesadaÂÂran global atas penyakit ALS yang juga disebut Lou Gehrig (nama seorang pemain baseÂÂball yang terkenal ALS). Selain dia, penyakit ini juga menyÂÂerang ilmuwan kondang SteÂÂphen Hawking.
ALS sendiri adalah penyaÂÂkit dengan kondisi langka, di mana sistem sel-sel saraf otak dan sumsum tulang belakang perlahan rusak lantaran sel neuron tidak bekerja dengan baik. Seiring berjalannya wakÂÂtu, otot pengidap ALS akan kian lemah dan daya pandang memburuk. Pasien akan sulit berjalan, daya genggam meÂÂlemah, dan mereka mulai tak dapat berbicara, mengunyah, bahkan bernapas.
Dalam waktu dua sampai lima tahun setelah didiagnosis, pasien bisa kehilangan kemamÂÂpuan mereka dalam bernapas, dan mengarahkan pada kemaÂÂtian.