Untitled-9SEBANYAK 5.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH) dicoret dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor 2016 yang disahkan pada Senin (30/11/2015) malam.

RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Hal itu dilakukan untuk menekan defisit antara proyeksi pendapatan dan belanja daerah sebesar Rp 800 miliar.

Menurut Bupati Bogor, Nurhay­anti ada 15.000 RTLH yang diajukan, namun pada penyelasaran RAPBD, Senin (30/11/2015) siang, Badan Per­encanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupayen Bogor men­coret 5.000 diantaranya.

Hal ini, kata Yanti, sama dengan tidak adanya perubahan jumlah RTLH yang direhabilitasi tahun depan. “Ta­hun 2015, ajuannya 10.000 RTLH. Untuk 2016, ajuan 15.000 unit, tam­bahannya dicoret. Jadi angka ini tetap tidak ada perubahan,” kata Nurhay­anti, Selasa (1/12/2015).

Ia menambahkan, sisa 5.000 RTLH yang dicoret ini, bisa dimas­ukkan dalam APBD Perubahan 2016 mendatang.

“Kan program RTLH tidak se­muanya menggunakan APBD kita, tapi ada dari provinsi, dan pemerin­tah pusat,” kata dia.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Ade Munawaroh Yanwar berharap, rehabilitasi RTLH men­jadi layak huni, harus ada andil dari perusahaan-perusahaan yang ada di Bumi Tegar Beriman.

Menurutnya, RTLH merupakan salah satu program prioritas untuk mewujudkan visi kabupaten termaju.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

“Makanya, peran CSR sangat penting disini untuk membantu 5.000 RTLH yang dicoret sama Bap­peda Senin kemarin. Setidaknya, satu perusahaan bersedia untuk me­nangani beberapa RTLH disini,” kata Politisi PPP itu.

Sementara Kepala Bappeda Kabu­paten Bogor, Syarifah Sofiah mengung­kapkan, sisa 5.000 RTLH diupayakan agar masuk dalam APBD Perubahan dan memanfaatkan APBD Provinsi Jawa Barat, APBN dan CSR perusahaan.

“Semula memang diusulkan 15.000. Tapi kan defisit. Makanya, anggarannya dipenuhi secara berta­hap dan akhirnya sepakat mengang­garkan untuk 10.000 RTLH tahun 2016,” ujar mantan Kepala BPPT ini.

Sayangnya, Syarifah enggan me­nanggapi saat ditanya kenapa tidak mengurangi anggaran Pembinaan Teknis (Bintek) dan Kunjungan Kerja (Kunker) DPRD Kabupaten Bogor, ketimbang mengurangi jatah RTLH.

“Untuk itu mah tanya ke Dinas Pengelola Keungan dan Barang Dae­rah (DPKBD) yah,” singkatnya.

Meski begitu, Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman DTBP Kabupaten Bogor, Lita Ismu menam­bahkan, meski jatah RTLH yang dia­jukan tidak disetujui, alokasi dana untuk setiap unit RTLH dari APBD Kabupaten Bogor tidak berubah, yakni Rp 10 juta per unit.

“Ya tidak apa-apa, kan masih diupayakan nanti di perubahan dan provinsi. Yang pentingm alokasinya masih Rp 10 juta tiap rumah,” tan­dasnya.

BACA JUGA :  Pengamen Jalanan di Cileungsi Bogor Ditemukan Tak Bernyawa

Sebelumnya, APBD 2016 Kabu­paten Bogor tetap disahkan meski masih terjadi defisit antara pendapa­tan dan belanja sebesar Rp 724 mil­iar. Angka ini lebih besar dari renca­na anggaran sebesar Rp 385,8 miliar.

“Pendapatan daerah kita diproyeksi Rp 5,87 triliun. Semen­tara belanja daerah mencapai Rp 6,6 triliun. Defisit Rp 724 miliar, masih bisa ditutupi Silpa tahun 2015 ini kurang lebih Rp 400 miliar,” ujar Bupati Bogor, Nurhayanti.

Menurutnya, pendapatan dae­rah pada 2016 bertambah Rp 395 miliar menjadi Rp 5,87 triliun dari rencana Rp 5,48 triliun, bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diproyeksi naik hingga Rp 92 miliar atau sekitar 4,86 persen dari rencana anggaran 2016 Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

Penambahan PAD ini, kata Yan­ti, menutup pendapatan dari dana perimbangan yang turun 0,57 persen atau Rp 2,37 miliar dari rencana anggaran 2016 yang diplot Rp 2,39 triliun.

Belanja daerah pun diperkirakan naik Rp 6,6 triliun atau bertambah 12,50 persen dari yang direncanakan Rp 5,86 triliun. Ini meliputi belanja langsung, Rp 3,55 triliun dan belanja tidak langsung Rp 3,47 triliun. (*)

============================================================
============================================================
============================================================