668212_03325716122014_RUSUNAWAREAL Estate Indonesia (REI) mengupayakan adanya penyederhanaan izin dari Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah terkait pembangunan perumahan.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Saat ini jumlah izin yang berlaku untuk pembangunan pe­rumahan di Jakarta mencapai 40 ma­cam, sedangkan untuk di Jawa Tengah jumlahnya sebanyak 25 macam,” kata Ketua Bidang Diklat REI Sudjadi di Sema­rang, Senin (22/2/2016).

Khusus untuk Jawa Tengah, diupayakan jumlah izin akan dikurangi menjadi 12 macam. Beberapa yang akan dipang­kas adalah proses perizinan di tingkat RT/RW dan Lurah.

“Kalau rumah kawasan sem­pit misalnya 5 hektare masa mau pakai Amdal. Selain itu, kalau sudah di kawasan kuning atau kawasan pemukiman, per­izinan tidak usah pakai RT/RW dan Lurah,” jelasnya.

Menurut dia, pembangunan perumahan yang sudah di ka­wasan kuning ke depan bisa langsung diurus oleh Pemerin­tah pusat.

Terkait dengan hal itu, saat ini Tim Teknis REI pusat dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menyepakati adanya penyederhanaan izin tetapi hingga saat ini surat keputusan belum turun ke tingkat daerah. “Mengenai penyebabnya kami tidak tahu, pada dasarnya dari sisi proses kami selalu terli­bat,” katanya.

Sementara itu, dari sisi fasilitas saat ini Pemerintah sudah memberikan keringanan ke­pada para konsumen peruma­han khususnya untuk rumah sederhana yaitu bunga sebesar 5 persen dan uang muka KPR BTN sebesar 1 persen untuk konsumen dengan penghasilan tetap. “Fasilitas ini cukup mer­ingankan bagi masyarakat ber­penghasilan rendah yang men­jadi segmentasi dari rumah sederhana,” katanya.

GEBER RUSUN

Sementara itu, Pemerin­tah sendiri terus menggenjot pembangunan rumah susun. Tahun ini Pemerintah menga­lokasikan Rp 2,3 triliun untuk pembangunan rusun. Rincian­nya, Rp 1,3 triliun untuk rusun warga penggusuran, buruh, hingga asrama siswa. Sisanya Rp 1 triliun untuk pembangu­nan rusun di lingkungan TNI dan Polri.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menu­turkan, rusun-rusun tersebut dialokasikan untuk seluruh provinsi di Indonesia.

“Lokasi kan tergantung Pemda yang mengajukan. Kalau lokasi itu ada ratusan, karena satu rusun saja misalnya yang 3 lantai saja 7 miliar, yang di Semarang untuk buruh 4 lantai Rp 9 miliar, jadi soal se­baran dan jumlahnya relatif, kaya di Jawa Timur dari APBN tahun lalu 14 rusun,” jelasnya di Bandara Djuanda, Sidoarjo.

Basuki menjelaskan, dana hibah pembangunan rusun tersebut tak hanya untuk pembangunan konstruksi fisik rusun saja, melainkan juga ke­lengkapan rusun, seperti furni­ture, tempat tidur, dan kitchen

set. “Sekarang nggak ada lagi cuma rusun, pengalaman kita dengan pemerintah daerah suka ribut nanti siapa yang mau isi. Sekarang, kita tetapkan kalau bangun rusun dari kita, sekalian kasih isinya,” tutupnya.

(dtc|okezone)

============================================================
============================================================
============================================================