6601522-16x9-2150x1210REKOR kekalahan terbanyak pecah saat Timnas Federasi Micronesia kembalimenelan kekalahan telak di ajang Olah Raga Pasifik di Papua Nugini, Selasa (7/7/2015). Kali ini, timnas dari negara berpenduduk seki­tar 100 ribu orang itu kalah 0-46 dari Vanuatu

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

Tim nasional (timnas) U-23 negara Federasi Mik­ronesia melanjutkan mimpi buruk pada debut mereka di ajang Pacific Games 2015. Dalam event yang juga dijadikan kualifikasi Olimpi­ade Brazil 2016 zona Oceania itu, Federasi Mikronesia menelan kekalahan ketiga dengan skor fantastis 0-46 dari Vanuatu pada penyisihan Grup A di Bisini Sports Complex, Port Moresby, Papua Nugini, Selasa (7/7/2015).

Mikronesia perlu mengakhiri kampanye suram tim­nas ini pada Pacific Games, dan ini adalah rekor kekala­han terbesar baru dalam dunia sepak bola. Ini berarti tercipta satu gol dalam setiap dua menit. Striker Vanu­atu Jean Kaltack mencetak 16 goal sehingga langsung menjadi pencetak gol terbanyak.

Vanuatu butuh meraih kemenangan lebih dari 40 gol untuk bisa memastikan langkah ke babak selanjut­nya. Vanuatu bersaing dengan Tahiti yang menang 30-0 atas Federasi Micronesia, dan Fiji yang menang 38-0.

Seperti dikutip dari CNN, banyaknya gol yang ter­cipta pada pertandingan Vanuatu melawan Federasi Micronesia, membuat petugas pencatat skor sampai bo­san dan meninggalkan meja tugasnya.

BACA JUGA :  Menu Lauk Tanggal Tua dengan Tumis Oncom Kemangi yang Pedas dan Sedap Dijamin Bikin Nagih

Pencatat skor meninggalkan tempatnya di 15 menit jelang akhir pertandingan ketika Vanuatu unggul 42-0. Meski begitu, petugas skor kembali ke mejanya sebelum pertandingan berakhir dan mengetahui hasil laga.

Kekalahan terbanyak sebelumnya dicatat negeri itu dari Fiji dalam skor 0-38 dan 0-30 saat dihajar Tahiti. Ini artinya dalam tiga laga grup pada pesta olah raga multievent ini Federasi Negara Mikronesia sudah kema­sukkan 114 gol tanpa mampu memasukkan satu pun gol.

Pada babak pertama laga yang berlangsung di Pap­ua New Guinea ini Vanuatu sudah menggasak Mikro­nesia 24-0. Namun jumlah gol ini tidak masuk catatan FIFA karena Mikronesia bukan anggota FIFA, tapi jelas ini adalah rekor kekalahan paling besar di dunia. Versi FIFA sendiri mencatat rekor gol terbanyak dalam satu pertandingan adalah 31-0 saat Australia menelan Samoa Amerika pada 2001.

Total, Federasi Mikronesia U-23 sudah kebololan 114 gol dalam tiga laga dan belum pernah mencetak satu gol pun. Sebelumnya, tim yang diarsiteki Stanley Foster itu di menelan kelahan dari Tahiti dengan berondongan 30 gol tanpa balas, Jumat (3/7/2015) . Setelah itu, giliran Fiji yang menembus gawang mereka dengan 38 gol, Minggu (5/7/2015). Sementara dengan torehan 46 gol, Vanuatu menciptakan rekor baru di ajang Pacific Games. Rekor sebelumnya, dicatat Tahiti yang memetik kemenangan 30-0 atas Cook Islands pada Pacific Games 1971. Pacific Game merupakan pesta olahraga multievent yang dia­dakan setiap empat tahun. Pada edisi ke-15 ini, digelar di Port Moresby, Papua Nugini, mulai 4-18 Juli.

BACA JUGA :  Cemilan Selesai Teraweh, Pisang Goreng Madu yang Simpel dan Praktis

Pelatih timnas Federasi Mikronesia, Stan Foster mengakui laga kontra Vanuatu ibarat pertandingan an­tara bocah dengan lelaki dewasa. Itu sebabnya, Foster meminta FIFA secara resmi mengakui Federasi Mikro­nesia sebagai anggotanya dan memberi mereka pering­kat dunia, sehingga akan membuka pintu untuk ban­tuan teknis.

Sejauh ini Federasi Mikronesia belum diakui FIFA, AFC, ataupun Oceania Football Confederation (OFC). Mereka tampil di Pacific Games di bawah bendera Inter­national Olympic Committee (IOC).

“Saya berharap bahwa FIFA akan datang (ke Mik­ronesia) pekan depan untuk pemeriksaan dan mudah-mudahan afiliasi kami dengan Konfederasi Sepak Bola Asia. Jika mereka melakukannya, akan membuat kami mendapat bantuan teknis dan bantuan apapun. Itu akan sangat menjadi dorongan besar. Saya yakin bahwa kami akan diizinkan untuk tampil kembali dan mereka menyadari tim kami dalam proses berkembang. Itu ban­tuan besar bagi saya, karena saya benar-benar khawatir panitia akan mencoret kami dari kompetisi karena nilai kami,” kata Foster.

============================================================
============================================================
============================================================