BOGOR, TODAYÂ – KementeriÂan Perhubungan lewat Dirjen Perkeretapian mulai memperÂhatikan aspek sosial dan kesÂelamatan masyarakat di sekitar rel kereta api Citayam-Nambo.
Hal itu diungkapkan Kabid Pengadaan Lahan pada BaÂlai Teknik Perkeretaapian, Andi Priyatna, jika PT KAI akan membangun jalur ganda sepanjang 14 kilometer dan memasang pagar pengaman disekitar rel.
“Sisi kanannya dipagar dan sisi kirinya dibangun rel ganda. Tapi untuk perlintasan sebiÂdang, kami menunggu sampai ada solusi apakah perlu dibanÂgun Jembatan Penyeberangan Orang ( JPO), flyover atas unÂderpass,†terangnya, disela soÂsialisasi dan konsultasi publik penyusunan UKL-UPL, di aula Kantor Kecamatan Cibinong, Rabu (7/10/2015).
Ia menambahkan, UU terÂkait perkeretaapian menÂgamanatkan untuk meÂnutup mutlak perlintasan sebidang.
Itu untuk meminimalisir keÂcelakaan kereta api, khususnya cross antara KA dengan kendaÂraan lain di perlintasan.
“Tapi dampak lingkungannya juga harus diperhatikan, sekaÂrang masih dikaji untuk kebuÂtuhan perlintasan. Untuk itu, kami juga meminta instansi terkait untuk turut mensosiaÂlisasikan kepada masyarakat sekitar,†katanya
Konsultan Perencana dari PT Antariksa Globalindo, MuhamÂmad Nathan mengatakan, soÂsialisasi dan konsultasi publik ini bertujuan untuk menyerap selengkap-lengkapnya data unÂtuk menganalisa dampak dari pembangunan double track jaÂlan kereta.
“Data sementara, jalur perlintÂasan resmi cuma empat, tapi yang tidak resmi banyak,†ujar Nathan yang juga Ketua Tim Penyusun UKL-UPL.
Konsultan, kata Nathan, nantiÂnya mencantumkan rekomenÂdasi kepada Kementrian PerÂhubungan jalur mana saja yang harus ditutup.
Selain itu, pihaknya juga akan memberi rekomendasi kepada pemerintah daerah apakah jalur tidak resmi tertentu unÂtuk dibuatkan underpass atau flyover. “Diluar jalur resmi itu akan jadi kewenangan daerah,†katanya.
Sekcam Cibinong, Andri RahÂman mengatakan, sejak dioperÂasikannya 1 Jalur Citayam-NamÂbo, sepanjang 2014-2015 sudah ada 13 korban kecelakaan kereÂta api.
Dirinya berharap, dokumen UKL-UPL yang disusun konsulÂtan bisa menjawab persoalan tersebut. “Saya menyambut gembira dengan adanya diskusi ini yang menunjukan bahwa Kemenhub Direktorat PerkereÂtaapian serius memperhatikan kondisi lingkungan,” katanya.
(Rishad Noviansyah)