valencia-f1-wallpaper-2011-14Carlos Ghosn telah mengonfirmasi bahwa Renault akan meninggalkan kompetisi Formula One (F1).

Oleh : IMAM BACHTIAR
[email protected]

Renault sampai sekarang adalah pemasok mesin untuk tim Red Bull Rac­ing dan Toro Rosso. Pen­gusaha keturunan Bra­sil-Lebanon tersebut menyatakan bahwa pihaknya sudah menan­datangani kesepakatan bahwa pro­dusen mobil asal Perancis itu ingin mengakhiri keterlibatannya dalam ajang balap jet darat.

“Kami sudah memutuskan den­gan jelas bahwa ini telah berakhir,” ujar Ghosn.

Saat ini pihaknya sedang me­mikirkan apa saja yang dilakukan. “Suatu hal yang jelas jika Anda se­bagai pemasok mesin disebutkan jika sebuah tim memenangkan per­tandingan, tetapi sangat jelas Anda dikritik habis-habisan jika Anda bermasalah,” ujar CEO Renault itu seperti mengutip dari Speedweek. com Rabu (16/9/2015).

Saat ini Renault menjadi pe­masok bagi Red Bull. Kontrak mereka baru berakhir pada 2016 tetapi selama beberapa minggu ke belakang telah terjadi negosiasi un­tuk membahas kontrak baru.

BACA JUGA :  Kontroversial Wasit di Laga Indonesia vs Qatar, PSSI Layangkan Protes ke AFC

Penampilan dua tim tersebut memang tidak berjalan baik pada ajang F1 musim ini. Red Bull Rac­ing menempati posisi empat pada klasemen konstruktor sedangkan Toro Rosso hanya menempati posisi tujuh.

“Masa depan kami akan ter­lihat jelas setelah beberapa nego­siasi yang akan terjadi. Kami lebih memilih untuk mengikutsertakan tim kami dalam ajang F1,” ujar pen­gusaha yang juga memimpin peru­sahaan otomotif Nissan.

“Ini bukan mengenai ketakutan, tapi lebih mengenai jiwa sportivitas. Sebagai tim kita harus menang bers­ama dan kalah bersama,” tutupnya.

Ada cerita getir di balik kepu­tusan tersebut. Ghosn merasa, Renault tidak mendapatkan ban­yak kredit ketika Red Bull sukses. Tetapi, ketika performa mesin mereka buruk musim ini, Renault mendapatkan kritik keras.

BACA JUGA :  Ini Daftar 16 Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024

“Sayangnya, ketika menjadi juara konstruksi, nama Renault ti­dak pernah disebut-sebut. Hanya tim yang disebut,” ucap Ghosn.

Dirinya merasa, apa yang di dapat dari investasi sangat lemah. Semuanya kemudian memuncak ketika teknologi berubah dan ber­pindah dari mesin V8 ke teknologi sekarang.

“Beberapa tim yang menggu­nakan mesin kami tidak beradapta­si dengan baik, dan mesinlah yang disalahkan ketika mereka tak bisa tampil dengan baik,” ungkapnya.

Red Bull sendiri sudah bersiap untuk mencari pemasok baru un­tuk tahun 2016. Ada kemungkinan, mereka akan menggunakan mesin dari Ferrari untuk balapan tahun depan (*)

============================================================
============================================================
============================================================