BOGOR, TODAYÂ – PT Sayaga Wisata ngotot membangun hotel bintang tiga meski menÂuai kecaman dari berbagai pihak termasuk sang pemegang saham yakni, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Adang SupÂtandar. Termasuk, kecaman dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Direktur Utama PT Sayaga Wisata, Supriadi Jufri menganggap wajar segala kritik mengenai rencana untuk membangun hoÂtel di kawasan Cibinong.
“Wajar saja, mungkin mereka takut tersaingi. Tapi rencana membangun hoÂtel pun melalui kajian terlebih dahulu dan penuh perhitungan,†ujarnya, Kamis (15/10/2015).
Dalam kajian investasi, kata Jufri, ada enam proyek bisnis yang diajukan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor.
Menurutnya, Pemkab Bogor pun melakukan kajian investasi yang mengÂhasilkan bahwa PT Sayaga harus bergerak pada rencana awal dalam bisnis Jasa AkoÂmondasi pejalanan Wisata.
“Dasar itulah yang membuat kami yaÂkin untuk membangun hotel dan travel agent. Tapi jika pak Sekda mengatakan lebih baik kita mengembangkan potensi wisata yang ada, yah kita harus ikuti, kareÂna walau bagaimana pun Pemkab adalah pemilik perusahaan,†kilahnya.
Jufri menjelaskan, telah melakukan kaÂjian selama delapan bulan terakhir dan menyimpulkan untuk mengajukan dana Rp 150 miliar kepada Pemkab Bogor unÂtuk membangun hotel dan trevel agen, namun Pemkab Bogor hanya memÂberikan Rp 75 miliar.
Dalam penyertaan modal pun piÂhaknya berharap pemkab bersedia memÂberikan aset berupa tanah untuk membanÂgun hotel berbintang.
“Untuk membangun hotel bintang tiga sebenarnya tidak cukup jika harus memÂbeli tanah, maka dari itu saya harap dalam penyertaan modal tidak hanya uang saja yang diberikan tetapi berupa aset tanah juga,†tuturnya.
Sebelumnya, Sekda Kabupaten Bogor, Adang Suptandar dengan tegas mengungÂkapka, jika uang Rp 75 miliar tidak akan cukup untuk membangun bisnis hotel.
“Ya tidak cukup lah. Penyediaan lahanÂnya saja tidak mudah dan murah. Lebih baik focus pada pengembangan kawasan wisata seperti Curug Bidadari, Sentul. JanÂgan bangun hotel,†cetus Adang.
Sementara Ketua PHRI Kabupaten BoÂgor, Agus Candra Bayu mengungkapkan, dari 470 hotel melati dan berbintang yang ada di Bumi Tegar Beriman, beÂberapa diantaranya sedang mengalÂami kolaps akibat kehabisan modal usaha.
“PT Sayaga seharusnya berkaÂca pada hotel-hotel yang sudah dan mengalami kesulitan. Jangan sampai sokongan dana dari pemerintah terbuang sia-sia,†tuÂkasnya.
Dirinya melanjutkan, untuk mendiriÂkan sebuah usaha perhotelan, butuh orang berpengalaman yang tidak dimiliki oleh semua orang.
“Lagipula uang segitu tidak cukup unÂtuk membangun bisnis hotel. Kan musti beli lahan, belum perabotan dan gaji karyawannya,†tambahnya.
Agus menyarankan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menghubungi seÂjumlah hotel yang sudah berdiri tanpa harus membangun dari awal. “Kalau ini dilakukan, akan menguntungkan PT Sayaga dan pihak hotel,†pungkasÂnya.
(Rishad Noviansyah)