PARIS TODAY – Presiden Joko Wido­do dalam pidatonya dalam KTT Pe­rubahan iklim atau COP 21 di Paris, Prancis, mengatakan, bahwa Indo­nesia berkomitmen dalam aksi glob­al menurunkan emisi.

Indonesia berkomitmen menu­runkan emisi sebesar 29 persen di bawah business as usual pada tahun 2030. Penurunan emisi tersebut di­lakukan dengan mengambil langkah di berbagai bidang. Di antaranya di bidang energi dengan pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif, peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari konsumsi energi nasional pada tahun 2025, dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.

Langkah yang diambil di bidang tata kelola hutan dan sektor lahan, melalui penerapan one map policy, menetapkan moratorium dan penin­jauan izin pemanfaatan lahan gam­but dan pengelolaan lahan dan hu­tan produksi lestari.

Sementara itu, langkah yang di­ambil di bidang maritim adalah men­gatasi perikanan ilegal dan perlind­ungan keanekaragaman hayati laut yang semuanya melibatkan rakyat. Dengan komitmen ini Indonesia ter­gabung bersama 125 negara lainnya yang menegaskan upaya penurunan emisi. Amerika Serikat salah satu pe­nyumbang gas rumah kaca terbesar, berjanji mengurangi emisi hingga 28 persen pada 2025. China yang per­tumbuhan ekonominya kian pesat namun berimbas buruk bagi ling­kungan berkomitmen menurunkan emisinya dalam 15 tahun ke depan dan menggunakan energi terbaru­kan.

Menurut analisa PBB bulan lalu, upaya penurunan emisi ini, jika ber­hasil, maka mampu menanggulangi kenaikan suhu bumi hingga 2,7 de­rajat Celcius. COP 21 diharapkan bisa mengurangi efek rumah kaca, membentuk mekanisme peninjau­an perkembangan lingkungan tiap negara dan menekan negara-negara untuk mengimplementasikan komit­men mereka.

Joko Widodo berharap kesepaka­tan Paris dapat mencerminkan ke­seimbangan, keadilan serta sesuai prioritas dan kemampuan nasional. Kemudian, juga harus mengikat, ber­dampak jangka panjang, ambisius, tetapi tidak menghambat pemban­gunan negara berkembang. “Untuk mencapai kesepakatan Paris, semua pihak, saya ulangi, semua pihak ha­rus berkontribusi lebih dalam aksi mitigasi dan adaptasi, terutama neg­ara maju,” ujar Presiden Jokowi.

Kontribusi yang dimaksud Jokowi adalah dengan melakukan mobilisasi pendanaan sebesar US$100 miliar hingga 2020, dan ditingkatkan untuk tahun-tahun berikutnya serta trans­fer teknologi ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas.

Fokus Tangani Asap

Indonesia menjadi salah satu so­rotan utama dalam KTT Perubahan Iklim atau Paris Climate Conference (Conference of Parties/COP 21) di Paris, Perancis, pekan ini, terutama karena kebakaran hutan yang mem­buat sesak beberapa negara di ka­wasan.

Kasus kebakaran hutan di In­donesia telah menyeret beberapa negara untuk turut membantu, salah satunya Australia. Belasan orang me­ninggal dunia akibat asap dan sekitar 500 ribu kasus penyakit pernafasan dilaporkan tercatat sejak awal keba­karan hutan.

Kerugian ekonomi akibat keba­karan hutan yang diduga dilakukan dengan sengaja untuk membuka lahan perkebunan itu diperkirakan merugikan Indonesia hingga mili­aran dolar. Perkiraan Bank Dunia tahun lalu, kebakaran di Provinsi Riau sudah merugikan negara hing­ga US$935 juta di sektor pertanian dan perdagangan. El Nino yang pa­nas dan kering telah menyebabkan upaya penanggulangan kebakaran hutan menjadi sangat sulit. Jokowi menegaskan bahwa Indonesia me­miliki kondisi geografis yang rentan terhadap perubahan iklim karena dua pertiga wilayahnya terdiri atas laut, memiliki 17 ribu pulau, banyak di antaranya pulau-pulau kecil, 60 persen penduduk tinggal di pesisir dan bencana selalu terkait dengan perubahan iklim.

Jokowi menyatakan akan mem­berikan dukungan politik kuat terha­dap suksesnya COP 21. Sebagai salah satu negara pemilik hutan terbesar yang menjadi paru-paru dunia, kata Jokowi, Indonesia telah memilih untuk menjadi bagian dari solusi. “Pemerintah yang saya pimpin, akan membangun Indonesia dengan memperhatikan lingkungan,” tandas Jokowi.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================