11-06-2014_tabagall-000TANGERANG, TODAY — Ribuan penumpang pesawat telantar. Lebih dari 80 penerbangan Garu­da dari dan ke Bandara Soekarno Hatta mengalami keterlambatan berjam-jam dan jadal penerbangan pun kacau balau.

Pihak otoritas Bandara Soek­arno Hatta PT Angkasa Pura II belum bisa mengatasi dampak dari kebakaran yang terjadi di Ter­minal 2 E, Minggu (5/7/2015) pagi. Akibatnya, ribuan penumpang tel­antar di ruang-ruang tunggu Ter­minal 2 Bandara Soekarno-Hatta.

Seperti diketahui, Terminal 2E Bandara Internasional Soek­arno-Hatta, ludes terbakar, Api dilaporkan mulai terlihat sejak pu­kul 06.00 WIB. Api muncul dari terminal keberangkatan, tepatnya di ruang business lounge Terminal 2E. Akibat kebakaran itu, Gate 4 terminal itu ditutup dan penump­ang dipindahkan ke Gate 2. Sum­ber api terlihat di JW Lounge 2E.

Corporate Secretary PT Ang­kasa Pura II (Persero) Agus Haryadi mengatakan, api yang membakar JW Sky Lounge di Terminal 2E Ban­dar Soetta terdeteksi pada Minggu, 5 Juli 2015, pukul 05.50 WIB. “Di­awali percikan api dan asap yang mengepul,” kata Agus.

Melihat percikan api membe­sar, pegawai JW Sky Lounge ber­hamburan keluar. Petugas Aviation Security AP II yang berada di dekat lokasi dibantu anggota staf yang lain berupaya mendekati sumber api dengan menggunakan alat pem­adam api ringan, tapi bagian dalam JW Sky lounge tidak bisa terlihat karena asap yang pekat dan men­guarkan bau menyengat. “Pukul 07.15 WIB, api berhasil dijinakkan,” kata Agus.

BACA JUGA :  Cegah Gula Darah Naik dengan Ubah Gaya Hiduo Sehat, Simak Ini

Kebakaran yang terjadi di JW Sky Lounge ini mengganggu opera­sional di bandara sejak pagi hingga siang. Agus mengatakan opera­sional terganggu di sistem check-in penumpang karena listrik di area itu harus dipadamkan ketika ke­bakaran tersebut terjadi. Langkah ini dilakukan sebagai pengamanan untuk mencegah api tidak meluas. «Untuk menghidupkannya kembali, kami butuh pertimbangan teknis. Jika listrik langsung dihidupkan, dampaknya seperti apa?» ucapnya.

Akibat terganggunya sistem check- in ini, terjadi penumpukan penump­ang di Terminal 2D dan 2F. Ribuan memenuhi ruang tunggu terminal tersebut bagian dalam dan mengular hingga luar. Kebanyakan penumpang tidak tahu apa yang membuat pener­bangan mereka terganggu. “Saya mau terbang pukul 12.45 ke Yogyakarta menggunakan Garuda, tiba di ban­dara kondisinya sudah ramai seperti ini,” tutur Tjiptadi.

Kepala Kepolisian Resor Bandar Udara Soekarno-Hatta Komisaris Besar C.H. Pattopoi mengatakan, penyebab kebakaran di JW Sky Lounge di Terminal 2E Soekarno-Hatta diduga arus pendek listrik pada oven restoran dan ruang tunggu pesawat tersebut. “Api di­duga dari oven, tapi kepastiannya menunggu hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Pol­ri,” kata Pattopoi.

Pattopoi mengatakan dugaan korsleting terjadi pada oven peng­hangat makanan di lounge tersebut muncul setelah polisi melakukan pemeriksaan menyeluruh di lo­kasi kebakaran. “Oven itu tadinya disiapkan untuk memanaskan makanan,” kata Pattopoi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan 200 dari seki­tar 300 meter area lounge itu ter­bakar habis. “Tapi penyebabnya be­lum bisa dipastikan,” katanya.

BACA JUGA :  Membuat Sambal Leunca Cabai Hijau untuk Santapan saat Makan Bareng Keluarga

Terpisah, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, sampai Minggu sore, 5 Juli 2015, Garuda Indonesia telah menerbangkan 40 dari 80 pener­bangan yang mengalami keterlam­batan sepanjang hari ini akibat ke­bakaran JW Sky Lounge. “Kami kini masih mengatur 40 penerbangan yang tersisa,” kata Arif di Soekarno-Hatta, Minggu (5/7/2015) petang.

Sebanyak 80 penerbangan yang mengalami keterlambatan antara 1 sampai 4 jam tersebut, Arif menjelas­kan, merupakan 20 penerbangan pagi pukul 07.00-12.00 dan 60 pen­erbangan dari pukul 12.00 hingga 16.00. Menurut Arif, semua jadwal akan diterbangkan malam ini.

Arif mengatakan berbagai upaya telah dilakukan Garuda untuk men­gatasi penumpukan penumpang di Terminal 2 E dan F seperti meng­gunakan Wifi untuk menjalankan sistem check-in. Tapi, upaya terse­but tidak maksimal mengurangi penumpukan penumpang.

Arif mengakui Garuda mengal­ami aspek yang sangat kritis selain server yang mengalami masalah, conveyor juga mati. “Jadi bukan hanya sistem, bagasinya juga man­ual. Ditambah lagi jumlah penum­pang melonjak pada akhir pekan ini,” kata Arif.

Dalam sehari Garuda Indonesia menerbangkan 160 pesawat dari Cengkareng ke kota seluruh Indo­nesia dan sejumlah negara di dunia. Penerbangan sisanya menggunak­an online sistem dan menggunakan pesawat berbadan lebar.

Arif menolak menyampaikan kerugian maskapai terkait masalah ini. “Kerugian delay saja beban buat kami,” katanya.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================