BOGOR, TODAYÂ – Pemerintah Kabupaten Bogor mengembaÂlikan dana hibah dari PemerinÂtah Provinsi DKI Jakarta yang gagal terserap di tahun 2015.
Pasalnya, dari total Rp 67,4 miliar yang diterima untuk konservasi dan rehabilitasi pengendalian banjir, hanya terserap Rp 14,9 miliar.
“Sesuai ketentuan meÂmang harus dikembalikan. Karena tahun depan masih tersedia alokasinya. Tidak sulit kok minta ke Gubernur DKI. Karena sangat terbuka unÂtuk membantu,†kata Kepala Badan Perencanaan dan PemÂbangunan Daerah Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, Rabu (2/12/2015).
Rencananya, ada 11 kegiaÂtan untuk dilakukan dengan uang tersebut. Diantaranya pembuatan bioretensi di DaeÂrah Aliran Sungai (DAS) CiliÂwung dan Angke sebesar Rp 2,5 miliar dan pembuatan biopori di DAS Ciliwung dan Angke Rp 1 miliar.
Selanjutnya penanaman pohon di DAS Ciliwung dan Angke Rp 750 juta diikuti pemÂbebasan lahan untuk sodetan Situ Cikaret dan Situ KabanÂtenan Rp 36,5 miliar dan penÂgadaan dua unit eskavator dan dua unit supporting bem/pontÂton sebesar Rp 6 miliar.
Bantuan juga meliputi pemÂbangunan sumur resapan di DAS Ciliwung dan Angke Rp 1 miliar, penataan lahan Pasar Hewan Jonggol Rp 5,4 miliar, pembangunan Instalasi PemÂbuangan Air Limbah (IPAL) dan peralatan pendukung operaÂsional UPT RPH Cibinong, CitarÂinggul dan Jonggol Rp 10 miliar.
Kemudian pembangunan empat unit Halte APTB di KabuÂpaten Bogor berukuran 2,5×7 meter Rp 650 juta, pembanÂgunan stimulan jamban sehat di wilayah DAS Ciliwung Rp 2 miliar dan terakhir pengadaan truk Armroll Rp 2,5 miliar.
Sementara dari Rp 14,9 miliar yang terserap hanyalah untuk pembuatan bendung penanganan dan tanggul penaÂhan banjir Situ Kabantenan, serta pengadaan truk arm roll, pengangkut sampah dan eskaÂvator di area Puncak.
Dana hibah tersebut, kata Syarifah, cair ke kas Pemkab Bogor September 2015 lalu, setelah dana tersebut diterima, Bappeda langsung melakukan rapat koordinasi dengan beÂberapa dinas teknis yang menÂerima bantuan tersebut.
“Kami langsung menggelar rakor dengan beberapa SKPD penerima bantuan untuk menghitung kembali apakah waktu yang tersedia tahun ini cukup untuk melaksanakan keseluruhan program yang diajukan oleh kami,†ujar dia.
Ia melanjutkan, untuk tahun depan, program yang sama akan diajukan kembali dan diharapkan dapat terdisÂtribusi lebih awal. Selain itu, pihaknya juga mengajukan unÂtuk program penanganan bangunan liar di Puncak.
Menurutnya, untuk pemÂbongkaran vila dan banguÂnan di kawasan Puncak yang menyalahi izin dan peruntuÂkan lahan, dibutuhkan dana yang besar. Sementara APBD Kabupaten Bogor difokuskan mengatasi kemiskinan dan inÂfrastruktur pendidikan.
“Kita usulkan kembali 2016 ini penertiban vila ke Jakarta. Kalau koordinasinya baik, pusat juga bisa turun. Kalau hanya Satpol PP kan tidak bisa mendadak. Karena harus koordinasi dengan tentara dan polisi,†kata Syarifah.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah mengatakan, PemerÂintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, bahwa bantuan dana tidak akan terlambat pada taÂhun 2016.
“Tahun 2016, bantuan angÂgaran untuk daerah-daerah penyangga ibu kota paling telÂat dicairkan pada pertengahan tahun,†kata Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, usai bertemu dengan Bupati Bogor, Nurhayanti.
Bang Eful, sapaan SaefulÂlah, menjelaskan, keterlambatÂan pencairan dana bantuan pada tahun 2015 lantaran ada permasalahan pada saat pemÂbahasan RAPBD.
“Pokoknya, DKI berkomitÂmen membantu daerah penÂyangga. DKI butuh peran dan bantuan daerah-daerah ini,†kata dia.
Ia menegaskan, pengguÂnaan bantuan keuangan DKI ini diserahkan sepenuhnya keÂpada daerah penerima.
“Tapi, proyek yang akan dibangun dengan dana banÂtuan itu imbasnya secara tidak langsung berdampak bagi DKI Jakarta. Misalnya peÂnataan daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung, sebagai upaya mencegah banjir,†jelasnya.
Menurutnya, apabila banÂtuan tidak terserah oleh daeÂrah penerima, maka dikembaÂlikan ke kas daerah DKI dan akan dialokasikan kembali pada APBD 2016.
“Jadi ada kemungkinan bantuan tahun depan nilainya akan lebih besar dibandingkan tahun 2015 ini,†terangnya.
(Rishad Noviansyah | Intennadya)