IMG-20160112-WA0028-(1)Shabby dalam Bahasa Inggris berarti lu­suh. Jika diartikan secara keseluruhan, shabby chic merujuk pada turunan gaya vintage yang antik, namun tetap modis dan feminin. Home decor ber­gaya shabby chic antara lain bercirikan warna-warna pastel yang lembut, berkesan kuno yang ditandai sebagai misal adanya cat yang mengelupas di sana-sini.

Usaha yang ditekuni Cut Meutia Alvira yang akrab dipanggil Vira adalah serba-serbi home decor bergaya shabby chic vin­tage dengan cara pembua­tan decoupage. Awalnya Vira sempat bekerja, na­mun ketika hamil anak pertama, dia berhenti kerja dan berbisnis busa­na muslim anak. Sekarang ia mulai tekuni usaha shabby chicnya yang diberi nama Rumahumi75.

Produk home decor shabby chic yang ditawarkan Rumahumi75 sangat variatif. Dengan memakai media decoupage bisa membuat talenan, centong, box, jam, papan alamat rumah, nampan, vas, bing­kai saklar. Selain itu Vira menjual alat dan bahan decoupage seperti cat, lem, paper napkin, varnish dan aneka media. ”Saya juga ada workshop kelas dasar untuk decoupage. Workshop dilakukan sesuai pernjanjian,” ungkap Cut Meutia Alvira kepada Bogor Today.

Untuk media kaleng susu kental manis sudah dimotif harga jualnya Rp. 15.000, bingkai saklar Rp. 40.000, jam kanvas Rp. 85.000-150.000, centong, talenan, dan nampan mulai dari Rp. 25.000-Rp. 75.000. “Bahan yang digunakan untuk home decor dari kayu, kaleng, kanvas, dan kain,” lanjutnya.

Berjualan dengan sistem online melalui insta­gram, dan line. Rumahumi75 juga pernah mengikuti beberapa acara bazar. Seperti acara Dewan Keraji­nan Nasional Daerah (Dekranasda Bogor), dan Bo­gor crafter club. “Produkku juga ada di Botani di stand Dekranasda,” ujar Vira.

Selain berjualan secara online, konsumen bisa langsung membeli di rumah produksi Rumahumi75, di Jalan Cisangkui Bogor Baru. Untuk modal Ruma­humi75 mengeluarkan dana untuk bahan bahan cat, lem, vernish kurang lebih sekitar Rp. 3.000.000. “Ada beberapa bahan dari barang bekas seperti ka­leng,” tuturnya.

Omsetnya sendiri tidak bisa dihitung karena made by order. “Saya tidak menyetok banyak kecu­ali kalau mau ada acara bazar, jadi memang limited edition. Bikin beberapa contoh lalu kalau sudah habis dan ada yang pesan baru dibuatkan lagi,” pungkasnya.

(Hesti Amelia)

============================================================
============================================================
============================================================