Untitled-13JAKARTA, TODAY — Nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) hari ini masuk dalam tren me­lemah terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam itu turun sampai ke kisaran Rp 14.409.

Seperti dikutip dari data perdagangan Re­uters, Senin (5/10/2015), USD sudah melemah sejak membuka perdagangan pagi tadi, yaitu di kisaran Rp 14.467 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 14.716 per USD.

Secara perlahan tapi pasti, rupiah terus menguat dan membuat USD mencapai titik terendahnya hari ini di Rp 14.409. Sebelum penutupan perdagangan, USD sedikit bergerak ke atas dan ditutup di kisaran Rp 14.432.

Rupiah Membaik

Pelemahan USD ini terlihat signifikan dalam grafik perdagangan hari Senin kemarin. Menjelang siang ini USD bergerak di kisaran Rp 14.560. Nilai tukar rupiah masih tertekan oleh penguatan USD, tahun ini saja masih minus 15%. World Bank alias Bank Dunia memprediksi tahun depan rupiah akan membaik.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 19 April 2024

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndi­ame Diop, menjelaskan, gejolak nilai tukar dunia masih terjadi hingga penghujung tahun. Kondisi ini sangat di­pengaruhi ekonomi China yang masih mengalami per­lambatan sehingga berdampak terhadap ekonomi terma­suk nilai mata uang di Asia Pasifik.

“Nilai tukar dipengaruhi kondisi global. Salah satu­nya karena lesunya ekonomi China yang mempengaruhi negara berkembang,” kata Diop di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (5/10/2015).

BACA JUGA :  10 Manfaat Sawi Putih Untuk Kesehatan Tubuh

Namun, Diop memproyeksi rupiah akan menguat bila kondisi fundamental Indonesia membaik. Pertum­buhan ekonomi hingga kondisi neraca perdagangan yang diproyeksi positif bisa mengerek naik nilai rupiah. “Rupiah fokus ke kebijakan publik untuk menstabilisasi makro. Itu bisa membuat rupiah stabil,” ujarnya.

Diop memproyeksi kondisi fundamental Indonesia baru membaik mulai 2016. Hal ini dipengaruhi dampak positif dari paket kebijakan ekonomi, belanja infrastruk­tur pemerintah hingga investasi swasta.

“Pertumbuhan ekonomi tahun depan dipengaruhi naiknya investasi pemerintah dan swasta. Konsumsi do­mestik juga mempengaruhi bangkitnya ekonomi. Ada juga paket kebijakan ekonomi yang fokus untuk mendo­rong investasi dan ekspor,” tuturnya.

(Alfian Mujani|net)

============================================================
============================================================
============================================================