JAKARTA, Today — Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai tukar eceran rupiah pada NovemÂber 2015 terdepresiasi 0,63 persen terhadap dolar Amerika Serikat (USD), dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap USD terjadi pada minggu ketiga November yaitu Rp13.686,26 per USD.
Kepala BPS Suryamin menÂgatakan, nilai tukar eceran rupiah juga kembali terdepresiasi 1,83 persen terhadap dolar Australia (AUD) pada November 2015, dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap AUD terjadi pada November minÂggu keempat yaitu Rp9.895,73 per dolar Australia.
“Pada November minggu perÂtama kita masih menguat dengan semua mata uang, tetapi minggu keempat November melemah sama AS depresiasi 0,63 persen sama doÂlar Australia juga kita terdepresiasi 1,83 persen, tetapi sempat menÂguat,†kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (15/12/2015).
Suryamin menyebutkan, pada nilai tukar eceran rupiah terhadap USD, level terendah menurut provinsi terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar Rp13.790 per USD pada minggu ketiga November.
Sedangkan nilai tukar eceran ruÂpiah terhadap AUD, level terendah menurut provinsi terjadi di Aceh yang mencapai Rp10.136 per dolar Australia dan terjadi pada minggu keempat November 2015.
Terhadap yen Jepang, nilai tuÂkar eceran rupiah menguat 0,62 persen pada November 2015. Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah ecerah rupiah terhadap yen Jepang terjadi pada minggu kedua November 2015 yang mencapai Rp110,27 per yen Jepan. Menurut provinsi, level tertinggi kurs tenÂgah terjadi di Aceh yang mencapai Rp97,50 per yen Jepang terjadi pada minggu pertma dan ketiga November 2015.
Lanjut Suryamin, nilai tukar eceran rupiah kembali menguat terhadap Euro pada 2015, dengan level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhaÂdap Euro terjadi pada minggu keÂempat November 2015 yang menÂcapai Rp14.584,78 per euro.
Sedangkan menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di Bengkulu yang mencapai Rp14.456,50 per euro pada minggu keemÂpat November 2015.
“Kalau dengan Australia dolar dan Jepan cenÂderung flat, tapi dengan euro menÂguat, denÂgan jepang menguat, tetapi dengan AusÂtralia dan euro cenderung flat,†tandasnya.
(okez)