BOGOR TODAY—Pemkot Bogor berenÂcana melakukan rerouting (pengaliÂhan) rute trayek angkot. Pemkot meÂmanfaatkan peta rute yang diberikan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
“Peta rute angkot yang dibuat oleh BIG ini memuÂdahkan PemerinÂtah Kota Bogor unÂtuk melaksanakan program rerouting yang sedang direnÂcanakan,†kata KeÂpala Bagian Jumat (29/5/2015).
Encep mengungkap, saat menerÂima kunjungan tim pembuatan peta rute angkot dari BIG, disamÂpaikan demonstrasi hasil kerja pembuatan peta yang dilakukan selama tiga bulan oleh BIG. Ia mengatakan, dari peta yang dilakukan selama tiga bulan oleh BIG. Ia mengatakan, dari demostrasi yang disampaikan oleh tim peta rute angkot BIG, diketahui ada beberapa rute angkot di Kota Bogor yang overlapping, seperti di seputar Kebun Raya Bogor. “Ini menjadi penambah informasi bagi Pemerintah Kota Bogor dalam mengevaluasi transportasi kota,†katanya.
Koordinator tim peta angkot BIG, Aldila Fradana menyebutkan, dari hasil survei dan pembuatan peta yang dilakukan, 50 persen dari 23 trayek angkot melayani satu kawasan yakni seputar Kebun Raya Bogor. “Kita melihat dari hasil pemetaan dan olah citra yang dilakukan, trayek angkot di Kota Bogor terkonsentrasi di satu titik yakni seputar Kebun Raya. Angkot menumpuk di sana,†kata dia.
Aldila mengatakan, peta rute angkot dapat diakses secara digital maupun cetak. Untuk peta digital dapat diunggah melalui telepon pintar di laman angkotkotaboÂgor.big.go.id. “Peta rute angkot digital ini bekerja mirip seperti googlemap,†katanya.
Ia mencontohkan cara mengakses peta rute angkot digital hanya dengan menyenÂtuh layar peta dengan menunjuk lokasi posisi dan menujuk titik lokasi yang akan dituju. Seperti posisi dari Botani Square hendak ke Stasiun Kereta. Maka pada baÂgian kiri peta di layar ponsel akan menuÂjukkan informasi rute-rute angkot apa saja yang akan dilalui. “Pengguna peta digital ini juga harus mencerna informasi yang ditampilkan dengan membaca informasi lebih seksama, karena peta ini digunakan di negara-negara maju yang sistem transÂportasinya sudah bagus dan menggunakan halte, beda dengan di Indonesia yang maÂsih menggunakan angkot dan bisa berhenti dimanapun,†katanya.
Aldila menambahkan, peta rute angÂkot digital juga menyediakan 11 informasi lainnya. Seperti tempat kuliner, pusat perÂbelanjaan, sarana olah raga, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris OrÂganda Kota Bogor, Yadi Indra Mulyadi meÂnyebutkan, rerouting angkot adalah proÂgram pengalihan rute angkot dari trayek sudah jenuh ke trayek yang segar. “Selain rerouting, juga ada program merger yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Bogor, yakni menggabungkan dua angkot dari dua trayek berbeda menjadi satu trayek baru,†katanya.
Ia menjelaskan, ada empat trayek anÂgkot yang terkena merger yakni trayek 21 jurusan Baranangsiang-Ciawi digabung dengan 02 jurusan Bubulak-Sukasari digaÂbung menjadi Bubulak-Ciawi via Lawang Gintung. Trayek berikut angkot 21 digaÂbung dengan trayek 03 jurusan Bubulak-Baranangsiang menjadi Ciawi-Bubulak via Baranangsiang. Selanjutnya trayek 21 digaÂbung dengan 09 menjadi Ciawi-Cileur via Padjajaran.
Selanjutnya, setelah dimerger, akan dilakukan rerouting atau perubahan rute angkot-angkot yang terkena penggabunÂgan. Lalu jalur yang ditinggalkan oleh trayek angkot tersebut nantinya akan diisi oleh Trans Pakuan yang jumlahnya akan ditambah untuk mencakup semua wilayah Kota Bogor.
Ia menambahkan, program merger dan rerouting hanya bisa dilakukan bagi angkot yang sudah berbadan hukum. Angkot yang tidak berbadan hukum tidak dapat beroperasi.
(Yuska Apitya Aji)