Kini saatnya memborong saham perbankan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir terus bergerak di teritori negatif. Ini lantaran harga saham perbankan rontok satu persatu di bawah harga normal.
Oleh : Alfian Mujani
[email protected]
Rontoknya harÂga saham perÂbankan ini dipicu rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ingin melakukan efisiensi terhadap perbankan di Indonesia melalui penerÂbitan Peraturan OJK (POJK) Tentang Insentif dalam Rangka Peningkatan Efisiensi.
Bagi perbankan yang mau melakukan efisiensi melalui penyesuaian marginnya, OJK telah menyiapkan berbagai insentif. OJK berharap, margin perbankan di InÂdonesia bisa sejajar dengan Thailand di kisaran 3-4% dalam 1-2 tahun ke depan. Dalam arti, OJK tidak serta-merta meÂmaksa bank untuk memangkas margin hingga 3-4%.
Rencana kebijakan tersebut direspons negatif oleh pasar keuangan Indonesia. Apalagi pemerintah juga menargetkan agar bunga kredit bank bisa 9% di taÂhun ini. Akhir pekan lalu, Jumaat (19/2/2016), saham-saham perbankan turun signifiÂkan bahkan sampai sekiÂtar 4,5% untuk beberapa bank tertentu.
Total nilai perdaÂgangan pada sektor perÂbankan mencapai Rp 3,18 triliun dan frekuensi 55.889 kali, yang hampir mencapai 40% dari total transaksi pada hari itu.
Dari nilai kapitalisasi pasar saham, total nilai kapitalisasi turun Rp 86 triliun. Dari nilai tersebut, nilai kapitalisasi perÂbankan turun 3,54% atau Rp 41,4 triliun.
Indeks bank yang selama 4 hari bertuÂrut-turut naik 1,39% harus diwarnai denÂgan penurunan 3,77% pada perdagangan akhir pekan saja.
Rata-rata saham perbankan yang jadi sasaran aksi jual. Akibatnya, banyak perÂbankan kelas berat yang berakhir jadi top losers alias saham yang terkoreksi paling dalam hari ini.
Saham-saham bank yang jatuh cukup dalam di antaranya PT Bank Rakyat IndoÂnesia Tbk (BBRI) -4,59%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) -4,37%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) -2,61%, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) -6,42%.
Siang ini, IHSG masih bergerak di teritori negatif. Sektor keuangan masih mencatatkan aksi jual asÂing sebesar Rp 125,4 miliar.
Dengan kondisi turunnya saham-saham perbankan, harga saham perbankan sudah cukup murah. ApakÂah saat ini, saham-saham perbankan layak dikolekÂsi? “Boleh, mulai masuk. Setelah jatuh, saat ini sudah ada tanda-tanda mulai rebound,†kata Analis Perbankan dari OSO Securities Supriyadi kepada detikÂFinance, Rabu (23/2/2016).
Menurutnya, tekanan jual pada saÂham-saham perbankan saat ini sudah mulai mereda. Hal ini memungkinkan saham-saham ini akan kembali rebound. Untuk itu, investor bisa saja kembali menÂgoleksi saham-saham perbankan di saat harga rendah.
“Kemarin-kemarin aksi jual sudah terlalu tinggi, sekarang mulai tanda-tanda rebound. Kita perhatikan tekanan aksi jual asing di saÂham perbankan, kalau mulai reda, berarti siap-siap untuk naik. BBRI, BMRI, BBNI, saÂham-saham bank sudah mulai naik,†jelas Supriyadi.