SAHAM Amerika Serikat ditutup anjlok pada perdagangan dengan S&P 500 berakhir pekan terburuk sejak Agustus. Kekacauan pasar saham ini terjadi akibat anjloknya harga minyak mentah yang diperparah kegelisahan investor atas rencana bank sentral AS The Fed menaikkan suku bunga dalam hampir satu dekade ini.
Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]
Mengutip laman ReÂuters, New York, Sabtu (12/12/2015), minyak menyeret bursa seÂcara keseluruhan. Para inÂvestor pasar modal khawatir hancurnya harga komoditas mengisyaratkan akan terÂjadinya perlambatan yang lebih luas. Para investor juga khawatir tentang penurunan nilai tukar yuan China yang dilakukan secara sengaja.
“Positioning telah jelas sepanjang baris mengambil eksposur risiko off,†kata DiÂrektur Perdagangan Ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles, MiÂchael James.
Aksi jual menguat menjelang penutupan karena investor menÂgambil keuntungan pada saham seperti Amazon.com (AMZN.O), yang memiliki performance sangat baik tahun ini.
“Jika memiliki posisi minÂyak besar, Anda perlu untuk mendapatkan uang tunai, mungÂkin dari beberapa pemenang,†ujar kepala pasar struktur pada Cerah Trading LLC di Las Vegas, Dennis Dick.
Dow Jones Industrial AverÂage turun 309,54 poin atau 1,76 persen ke 17.265,21 denÂgan setiap komponen dalam indeks berakhir turun. S&P 500 kehilangan 39,86 poin atau 1,94 persen ke 2.012,37 dan Nasdaq Composite turun 111,71 poin atau 2,21 persen ke 4,933.47.
Untuk pekan ini, S & P 500 turun 3,8 persen pada pekan terburuk sejak 21 Agustus. Dow turun 3,3 persen dan Nasdaq turun 4,1 persen unÂtuk minggu ini.
Kian anjloknya harga minyak menambah ketidakpastian investor menjelang dilaksanakannya kenaikan suku bunga Federal Reserve setelah 15-16 Desember pertemuan bank sentral AS.
Brent berjangka LCOc1 jatuh ke tingkat harga terendah seÂlama tujuh tahun terakhir ini. Sementara minyak mentah berjangka AS CLc1 jatuh hanya di atas USD35 per barel setelah Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa pasoÂkan akan memburuk pada taÂhun 2016 karena permintaan melambat dan OPEC tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi produksi dan terus menggelontorkannya untuk menguasai pangsa pasar.
Menambah suasana suram, mata uang China, Yuan senÂgaja dijatuhkan pada tingkat terendah dalam 4,5 tahun di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan ekspektasi kenaikan suku bunÂga AS di negara itu.
Indeks S&P energi (SPNY) turun 3,4 persen, memimpin penurunan terbesar. Indeks energi telah kehilangan 11 persen sejak awal bulan. InÂdeks S&P bahan (SPLRCM) turun 2,7 persen.
(okezone)