Bank Mandiri conÂtohnya. Setelah dituÂtup pada Rabu (19/8), harga per saham bank pelat merah ini turun menjadi Rp 8.700. Dibandingkan harga saham di awal tahun, Bank Mandiri mengalami penurunan harga saham sebesar 19,25% secara year to date. Harga saÂham Bank Mandiri pada Selasa (30/12) tahun lalu berada di poÂsisi Rp 10.775.
Melihat kondisi ini, Bank Mandiri pun berencana melÂakukan pembelian kembali (buyback) saham miliknya tersebut. “Buyback saham ada prosedurnya, kami harus melihat bagaimana aturan-atuÂrannya,†jelas Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Rabu (19/8).
Meski begitu, Budi juga menjelaskan bagaimana cara untuk mempetahankan harga saham Bank Mandiri. “Sebagai emiten kan kita tidak dapat mengatur harga saham. Karena itu, secara teknis kita harus menjaga performance. SemenÂtara secara psikologis, ya kita harus percaya diri,†tutur Budi.
Meski terjadi penurunan harga saham, Budi optimistis harga saham masih akan menÂgalami kenaikan. Tetapi, Budi tidak menampik bila saat ini merupakan saat yang tepat unÂtuk membeli saham.
Tren pelemahan harga saÂham perbankan juga dialami PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Sama seperti BNI dan Bank Mandiri, manajemen BRI juga berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham.
BRI mengaku sedang menÂunggu waktu yang pas untuk melakukan buyback. Seperti diketahui, sejak awal tahun sampai saat ini, harga saham BRI tercatat menurun hampir sebesar 15,02% menjadi 9.900 per saham. Padahal jika diihat di awal tahun, harga saham BRI masih bertengger di angka 11.650 per saham.
Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Sjam mengatakan, perseroan masih melihat kondisi saham BRI dalam beÂberapa waktu ke depan. Jika nantinya harga saham terus mengalami penurunan, maka perseroan akan melakukan buyback di harga yang ditenÂtukan. Namun Asmawi masih belum merinci di harga berapa perseroan akan melakukan buyback. “Buyback ini masalah momentum atau timing, jadi kami masih menghitung nanti bisa masuk, nah jika sudah meÂnentukan harga yang pas kami akan beli,†ujar Asmawi, Rabu (19/8).
Asmawi mengatakan, harga saham BRI saat ini yang berada di angka 9.900 per saham tidak mencerminkan kondisi rill peÂrusahaan. Kendati melemah, Asmawi menilai harga saham BRI sekarang masih bagus mengacu pada harga pada saat aksi stock split beberapa waktu lalu.
Ketika ditanya berapa persen saham yang akan di-buyback, Asmawi masih beÂlum bisa menyebut. Yang jelas, kata dia, dana yang digunakan untuk buyback ini tidak akan mempengaruhi modal.
Menurutnya, modal BRI sampai semester I-2015 masih relatif besar dengan CAR sebeÂsar 20%. BRI juga masih memiÂliki beberapa opsi pendaaan lain, yaitu dari yayasan dana pensiun dan dari DPK.
Seperti diketahui Otoritas Jasa Keuangan OJK sedang menggodok beleid mengenai aksi buyback ini. Beleid itu bakal mengatur buyback daÂpat dilakukan tanpa melewati prosedur rapat umum pemegÂang saham (RUPS).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mempertimbangÂkan rencana untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham menyusul terus turunÂnya harga saham BNI di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak awal tahun, harga saham BNI mengalami penurunan sebesar 30% menjadi hanya 4.220 per saham.
Padahal awal tahun, harga saham BNI sempat bertengÂger di angka 6.100 per saham. Direktur Utama Bank BNI AchÂmad Baequni mengatakan, peÂnurunan harga saham ini tidak mencerminkan kondisi rill peÂrusahaan.
Baequni juga menampik bahwa harga saham BNI sekaÂrang sudah undervalue dari nilai yang seharusnya. “Terkait dengan buyback, kami sedang kaji, di harga berapa kami bisa masuk, namun sekarang kami belum bisa katakan,†ujar BaeÂquni, Rabu (19/8).
Ia juga belum mau menyeÂbut berapa anggaran yang suÂdah disiapkan untuk buyback tersebut. Begitu juga dengan jumlah saham yang akan diÂbeli. Yang jelas, kata Baequni, pendanaannya bersumber dari kas internal maupun dari luar.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menggodok beleid mengenai aksi buyback ini. Beleid itu bakal mengatur buyback daÂpat dilakukan tanpa melewati prosedur rapat umum pemegÂang saham (RUPS).