Mulut yang terinfeksi pasti ada bakteri. Lalu, bakteri itu bisa masuk ke semua jaringan tubuh lewat aliran darah dan mengganggu sistem tubuh, termasuk perkembangan janin
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Bayi prematur keluar dari rahim sebelum waktu perkembangan yang seÂharusnya. Kehamilan biÂasanya memakan waktu sekitar 40 minggu. Kelahiran bayi prematur tentu tak diharapkan para ibu. Bayi prematur lahir ketika usia kandungan ibu kurang dari 37 minÂggu dengan berat badan di bawah normal yaitu kurang dari 2,5 kiloÂgram. Hal ini menyebabkan organ-organ tubuh bayi tidak berfungsi dengan baik dan berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
Banyak orang, terutama ibu hamil yang tidak menyadari ternyaÂta penyakit gigi dan gusi saat hamil meningkatkan risiko bayi lahir preÂmatur dan berat badan lahir rendah. Itu karena bakteri yang ada di muÂlut mengganggu kerja hormon dan proses asupan nutrisi yang dibutuhÂkan janin.
“Mulut yang terinfeksi pasti ada bakteri. Lalu, bakteri itu bisa masuk ke semua jaringan tubuh lewat aliran darah dan mengganggu sistem tuÂbuh, termasuk perkembangan janin,” kata dokter gigi Ratu Mirah Afifah.
Bakteri juga bisa mengganggu produksi hormon oksitosin yang berfungi merangsang kontraksi di dinding rahim untuk mempermuÂdah proses kelahiran. Jika hormon itu diproduksi sebelum masa kelahiÂran normal, bayi akan lahir premaÂtur dengan berat badan lahir rendah. “Jika lahir prematur, pembentukan dan perkembangan organ tubuh bayi belum sempurna,” ucapnya.
Selain itu, sebagian ibu hamil rentan terinfeksi. Kondisi kehamiÂlan bisa memperparah infeksi. Misalnya, risiko gingivitis atau gusi bengkak naik pada bulan kedua keÂhamilan dan kian parah menjelang bulan kedelapan.
Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi dianjurkan sejak merencanakan kehamilan. Itu dilanjutkan dengan pemeriksaan pada bulan kedua dan bulan kedelaÂpan kehamilan.
Gigi dan mulut sehat pada ibu hamil menurunkan risiko pre-eklamsia atau keracunan kehamilan 5-8 persen. Pembersihan karang gigi dan menjaga kesehatan gusi juga mengurangi risiko bayi lahir preÂmatur 50 persen dan mengurangi risiko bayi prematur dengan berat badan rendah hingga 57 persen.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Boy Abidin, memaparÂkan, kesehatan gigi dan mulut perlu dijaga karena jadi tempat pertama proses pencernaan. “Jika ibu tak bisa mencerna makanan di mulut dengan baik, nutrisi yang terserap tubuh dan janin tak maksimal,” ujarnya.
Untuk itu, edukasi perlu diberiÂkan, seperti menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Konsumsi makanan dan minuman manis sebaiknya dikurangi di awal keÂhamilan agar bakteri di mulut tak berkembang.