20150629-ppdb_20150629_125656BOGOR TODAY – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, meminta Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekom) bertanggung jawab terkait erornya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) se­cara online di Kota Bogor.

Siang kemarin, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, nampak geram dengan acak kadut penyelenggaraan PPDB Online. Ia menngung­kapkan untuk PPDB online selama dua hari masih men­galami kendala. “Saat pagi bermasalah lagi, sekarang ber­masalah. Ini harus ada evaluasi kedepanya,”ungkapnya saat ditemui di Balaikota Bogor.

Bima mengatakan, saat ini untuk antisipasi erornya PPDB online, dilakukan pendaft­aran manual dibantu oleh Di­nas pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Untuk input data juga dilakukan dari Disdik Kota Bo­gor. “Terus terang saya sangat kecewa. Saya minta Pustekom dihadirkan ke Bogor, untuk bertanggung jawab atas peris­tiwa yang merugikan pelajar Bogor,” tegasnya.

BACA JUGA :  Delman di Bantul Terperosok ke Parit 3 Meter, Diduga Kuda Tak Bisa Dikendalikan

Menurut Bima Arya, un­tuk menghindari adanya keru­gian waktu, nantinya akan dilakukan penambahan waktu pendaftaran. “Tapi untuk pendaftaran SMA info pa Wakil Walikota sudah clear. Nantinya kami akan cek ulang,” jelasnya.

Sementara itu Anggota Komisi D DPRD Kota Bogor, Faisal Alatas mengatakan, Pustekkom yang sudah diberi­kan kepercayaan harusnya menjalankan dengan baik. “Harusnya memang kami akan evaluasi dan di kaji karena su­dah duakali. Kalau memang online masih dijalankan, jan­gan terjadi seperti ini lagi,” ka­tanya.

BACA JUGA :  Menu Lauk Tanggal Tua dengan Tumis Oncom Kemangi yang Pedas dan Sedap Dijamin Bikin Nagih

Senada, Anggota komisi D DPRD Kota Bogor, Muly­adi mengatakan, persoalan­nya pada pelaksana penyedia server untuk PPDB online saat ini. “Masyarakat sudah kecewa dengan pelaksanaan PPDB on­line 2015, Pustekkom harus bertanggung jawab agar segera memperbaiki,”ungkapnya.

Mulyadi mengatakan, dari awal mereka sudah siap dengan PPDB online, sampai disebar ke publik kabarnya. “Mereka optimis awalnya akan sukses. Harus dikaji kembali, kegagalan ini bukan yang per­tama, sudah dua kali. Saya pikir rekomendasi Disdik harus yang kopenten lah, kedepannya harus seperti apa,” tutupnya.

(Rizky Dewantara)

============================================================
============================================================
============================================================