Untitled-11BOGOR, Today – Gelaran Bogor Street Festival dalam rangka perayaan Cap Go Meh (CGM) yang rutin dilakukan kurang lebih 15 tahun belakan­gan ini, menurut Walikota Bogor Bima Arya bukan hanya ritual kesenian atau performance. Kota Bo­gor memiliki modal kebersamaan yang luar biasa.

“Namun saya memaknai hal itu lebih dalam lagi. Persoalan sensitivitas etnis berdasarkan pengamatan saya hampir tidak ada, namun yang ada hanya keingi­nan untuk lebih diperhatikan. Kita ingin identitas-iden­titas lokal dikembangkan dan diayomi,” jelas Bima.

Hanya, menurut Bima, tinggal bagaimana masyara­kat khususnya warga Kota Bogor dapat menangkap pesan itu. “Ini merupakan tugas kita bersama untuk menyampaikannya. Disamping itu, momen seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menjaga keberagaman dan menguatkan kebersamaan,” tegasnya

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Jumat 19 April 2024

Salah satu langkah yang diambil untuk meles­tarikan budaya ini seperti pembangunan Lawa­ng Suryakancana sebagai landmark Kota Pusaka. Alun-alun empang atau kampong arab, dan kampung tradisional sunda di kawasan R3 direncanakan menjadi proyek se­lanjutnya. Saat ini un­tuk mewujudkan rencana tersebut, sudah mulai dilaku­kan penataan di kawasan R3. “Dengan ini diharapkan nantinya ketika orang men­gunjungi Kota Bogor akan mendapatkan titik-titik atau destinasi yang berbeda, disamping destinasi yang sudah lebih dulu ada dan eksis,” beber Bima.

Hidup secara damai dan berdampingan menjadi nilai yang diutamakan Bima. Harapannya tidak lain agar orang yang datang ke Kota Bogor dapat melihat hal tersebut dan menyerap nilai kebersamaannya. “Ket­erpaduan kearifan lokal yang ada tidak hanya menghasil­kan nilai dari segi pariwisata dan kesenian, namun hal yang terpentingdan utama adalah kebersamaan,” tegas Bima.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 17 April 2024

Sementara itu Ketua Panitia perayaan CGM Arifin himawan sepakat dengan pernyataan Bima. Menurutnya semangat gotong royong yang ada di Kota Bogor terasa sangat kuat.

“Selalu ada local wisdom, nilai, dan filosofi yang sangat luhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Setiap ritual atau seremoni pasti ada hal yang melatarbelakangi,” ungkapnya. Hal itulah, sambung Bima, yang membuat suatu perayaan dapat bertahan lama. “Terlepas dari keyakinan dan aga­ma, ini merupakan nilai-nilai yang baik,” ujarnya.

(Latifa Fitria)

============================================================
============================================================
============================================================