DALAM sebuah acara reuni, para alumni menÂjumpai guru mereka dulu. Saat mereka ramai membicarakan kesukÂsesan masing-masing, si guru segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberaÂpa cangkir kopi yang berÂbeda-beda. Ada cangkir berbahan kristal, kaca, melamin dan plastik. Guru itu menyuruh para muridnya mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi.
Setelah para murid mengisi cangkirnya dengan kopi, guru itu berkata, “PerhatiÂkanlah, kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangÂkir jelek. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang orang lain dan membandingkanÂnya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, paÂdahal yang kalian nikmati bukanlah cangkir melainkan kopinya.”
Pesan moral dari cerita di atas, jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting. (*)