A4-23122015-BogorRayaTahun Anggaran 2015 segera tutup buku. Setidaknya tinggal sepekan lagi angka di kalender bakal berubah angka. Tak terasa, sudah dua tahun, Kota Bogor dipimpin Bima Arya Sugiarto. Sosok politisi muda yang dianggap warga Bogor sebagai sosok yang visioner dan reformis.

Oleh : YUSKA APITYA AJI
[email protected]

 Terhitung sejak Bima Arya berkuasa, ia baru melaku­kan perombakan kabinet sebanyak satu kali. Itu berlangsung pada me­dio akhir 2014. Itupun mutasi yang dilakukan melalui proses lelang jabatan dengan melibatkan prak­tisi profesional. Meskipun, produk dari seleksi ini dinilai belum ban­yak memberikan perubahan drastis untuk Kota Bogor, terutama dalam penanganan macet dan kesemrawu­tan lalu lintas.

Pemkot Bogor malah terfokus pada persoalan hukum yakni kasus Jambu Dua. Perkara yang setidaknya menguras pikiran sejumlah pejabat di Balaikota Bogor selama setahun terakhir.

“Saya rasa pembangunan di Kota Bogor masih jalan di tempat. Yang terlihat hanya penataan taman kota. Untuk masalah krusial seperti macet belum tertangani,” ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Heri Cahy­ono, kemarin.

BACA JUGA :  Tanggal Tua Masak yang Sederhana Dengan Tumis Sawi Putih Jagung Muda yang Lezat dab Sedap

Penelusuran dari sejumlah peja­bat birokrat di Pemkot Bogor men­gakui jika sinergitas antar SKPD di Pemkot Bogor saat ini memang tak kompak. Minimnya koordinasi dan komunikasi dan ketiadaan sosok perekat antar dinas-dinas dituding sebagai penyebab utama muncul­nya ego sektoral antar SKPD. Bah­kan, banyak proyek pekerjaan tak terserap lantaran koordinasi antar dinas tak jalan dan terkesan saling menyalahkan. “Kami beberapa kali mengusulkan agar ada perombakan pejabat di tingkat dinas. Itu we­wenang walikota,” ungkap Anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Bogor, Yus Ruswandi, kemarin.

Dikonfrontir mengenai mutasi kepala dinas dan penggantian sek­da, Bima Arya mengaku pihaknya sedang menyusun skema peruba­han. “Tunggu saja ya dalam waktu dekat,” kata dia.

BACA JUGA :  Simak Ini untuk Tips Awet Muda, Salah Satunya Tidak Sarapan?

Dalam beberapa forum terbatas, Bima Arya juga beberapa kali ber­seloroh mengenai buruknya komu­nikasi antara birokrat dengan lem­baga eksternal seperti LSM, ormas dan media massa. Sejumlah nama ditawarkan sebagai opsi pengganti Ade Sarip Hidayat, yang kini menja­bat Sekda Kota Bogor.

Nama-nama yang kabarnya ma­suk dalam radar balaikota dianta­ranya Edgar Suratman (Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor), Eko Prabo­wo (Kasatpol PP Kota Bogor), Fetty Qondarsyah (Kepala BPMKB), Aim Halim Permana (Staff Ahli Pemkot Bogor), Bambang Budianto (Kadis­perindag Kota Bogor), Hanafi (Ke­pala BPKAD Kota Bogor), Daud Nedo Darenoh (Kadispenda Kota Bogor), Boris Derurasman (Kadiswasbang­kim Kota Bogor), Rubaeah (Kadinkes Kota Bogor) dan Anas S Rasmana (Kadinsosnakertrans Kota Bogor) dan Dody Achdiat (Kadisdukcapil Kota Bogor). “Tunggu saja ya,” tan­das Bima Arya. (*)

============================================================
============================================================
============================================================