SEKOLAH Menengah Islam Terpadu (SMPIT) Ummul Quro memiliki metode unik, ‘Speech in Action’ untukmendongkrak kemampuan dalam menggunakanbahasadunia. Tidak hanya itu, kepekaan dan kepeduliansosial para siswa pun ditanamkan dalam metode ini.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Speech In Action merupakan ujiÂan praktik Bahasa Inggris untuk mengimplementasikan keterampiÂlan menulis dan berbicara yang suÂdah mereka pelajari di level pembelajaran sebelumnya,†Penanggung Jawab acara Speech in Action, Etin Senia.
Wanita yang juga sekaligus guru BaÂhasa Inggris ini menambahkan, kegiatan ini juga dijadikan sebgai standar kelulusan siswa dalam Ujian Nasional (UN) di sekolah tersebut.
Mengusung tema ‘Fluent In English Succeed In The Future’, kompetisi ini berÂlaku bagi para siswa-siswi di kelas IX.
Dalam kegiatan itu, 150 siswa melakuÂkan presentasi didepan para siswa lainÂnya yang tidak hanya merupakan teman satu kelas. Setelah presentasi, mereka mendapat pertanyaan dari para juri sepuÂtar tema yang dibawakannya.
“Belajar bahasa Inggris tidak akan ada artinya kalau tidak dipraktikkan. Melalui tema yang dipilih itu, kami juga berharap kemampuan berbahasa Inggris ini menjadi langkah awal untuk menjawab tantangan global di masa mendatang,†ujar Etin.
Karena itu, mulai dari alur presentasi hingga tanya jawab, para murid dan guru yang menjadi juri pun harus berbaÂhasa Inggris.
“Kompetisi ini tidak hanya mendorong keberanian unÂtuk tampil dan mencoba berkomunikasi dengan bahasa Inggris, tetapi juga mengajak para siswa untuk peduli pada kondisi soÂsial, lingkungan dan fenomena yang selama ini terjadi di tengah masyarakat,†tamÂbah Etin.
Ia menjelasÂkan, kompetisi berlangsung di lingkungan SMPIT Ummul Quro, Jalan Soleh Iskandar 1 Parakan Jaya, Kemang, Kota Bogor.
Etin menambahkan, kepedulian terhadap fenomena sosial itu diÂarahkan melalui pilihan tema seperti persoalan asap di Riau (Haze in Riau), bullying disekitar pelajar (Bullying Around Students), gaya baru penggunaan narÂkoba (New Styles in Using Drugs) hingga pernikahan beda agama (Marriage in A Different Religio) dan lain-lain. Para siswa diwajibkan mencari referensi dan satu buku sumber sebagai acuan. Sebab itulah, sebelum Speech In Action, terlebih dahulu para murid membuat penyusunan makalah dalam proses pembelajaran writing.
Presentasi yang dilakukan siswa itu dinilai berdasarkan Fluenty atau kefasihan berbahasa Inggris dan Content seperti keÂsesuaian atau penguasaan tema. “Di akhir acara, kami lakukan review dan ulasan bagi mereka untuk melihat, mengoreksi dan mengarahkan kembali presentasi dan sudut pandang mereka,†paparnya.
Haidar Alfadhil, peserta dari kelas 9B merasa sangat antusias dengan kegÂiatan ini. Siswa kelahiran Magelang 8 NoÂvember 2000 ini melihat dampaknya tak hanya melatih kemampuan bahasa Inggris dengan cara yang lebih menyenangkan, tapi juga membuat siswa lebih peka pada kondisi sosial. “Kami merasa didorong unÂtuk lebih peka dan teliti melihat kondisi sosial-politik dan belajar menyikapi setiap persoalan,†ujar putra kebanggaan Teguh Tripajogo dan Indah Prestyowati ini.
Sedangkan peserta lainnya, Galuh CaÂhyani, siswi kelas 9D melihat metode ini sebagai latihan nyata di dunia kerja nanti.
“Kita harus membiasakan diri untuk bisa bicara di hadapan audien yang beraÂgam,†ujar putri dari Harisman dan RachÂmini kelahiran Bandung 4 April 2001. GaÂluh menilai pembelajaran praktik dalam bahasa Inggris lebih seru dan menarik.
Melalui metode pendidikan seperti ini, SMPIT Ummul Quro berkali-kali mencatatÂkan prestasinya dalam kontes bahasa Inggris antar pelajar di wilayah Bogor. Kebanggaan ini juga didukung dengan ekstrakuriÂkuler English Club yang fokus melakukan pembelajaran mulai dari speech, story telling hingga spelling bee.
Terakhir, HaiÂdar yang meÂwakili sekolah ini berhasil menjadi Juara 1 dalam PoÂetry ReadÂing di ajang English ComÂpetition Day 2015 SMAN 2 Bogor. SemenÂtara rekannya, Talitha Naura Khairunnisa, menÂjadi Juara 1 Speech Contest di ajang yang sama. Sebab itu pula, keÂmampuan berbahasa Inggris sekolah ini mampu terdengar lebih lantang di dunia pendidikan. (*)