JAKARTA TODAYÂ – Calon maÂhasiswa baru fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) siap-siap pusing dua kali. Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) memberiÂkan lampu hijau terhadap usuÂlan supaya disiapkan tambahan saringan khusus untuk mahaÂsiswa baru calon guru.
Wakil Ketua MRPTNI Bidang Penerimaan Mahasiswa Baru Rochmat Wahab mengatakan penerapan paling realistis baru bisa dilaksanakan tahun depan. Sebab pertengahan bulan ini MRPTNI bakal meluncurkan seleksi nasional masuk perguruÂan tinggi negeri (SNM PTN) 2016.
“Idealnya memang calon maÂhasiswa bidang keguruan harus diterapkan seleksi tambahan selain ujian tulis,†kata rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu, kemarin.
Dia mencontohkan seleksi calon mahasiswa baru bidang kesenian dan olahraga juga dikenakan materi seleksi khuÂsus sesuai bidangnya. Melalui tambahan materi seleksi peneriÂmaan itu, Rochmat mengatakan bisa diketahui apakah mahaÂsiswa yang melamar itu benar-benar memiliki minat dan bakat menjadi guru. Dia tidak ingin juÂrusan guru hanya dipakai untuk alternatif pokoknya diterima di kampus negeri.
Usulan supaya calon mahaÂsiswa keguruan diberi tambaÂhan materi seleksi masuk disÂampaikan peneliti Paramadina Public Policy Institute Nurhayati Sarasih yang mengatakan sudah melakukan penelitian terhadap empat kampus keguruan. Salah satu rekomendasinya adalah memberikan tambahan materi seleksi masuk bagi para calon mahasiswanya.
Mahasiswa keguruan saÂsaran penelitiannya tersebar di Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Jakarta, UniÂversitas Pakuan (Unpak) Bogor, dan Unviersitas Nusa Cendana. “Banyak mahasiswa yang menÂgaku masuk keguruan karena tunjangan sertifikasi. Lebih karena materi,†kata dia. Ketika bekerja sebagai guru kemudian ada tawaran pekerjaan dengan penghasilan lebih besar, mereka memilih tidak jadi guru lagi.
Masalah lain di kampus yang menyelenggarakan juÂrusan keguruan adalah seÂdikitnya materi kuliah yang terkait ilmu keguruan. Dia mengatakan rata-rata beban studi S1 keguruan adalah 140- 150 SKS. Di mana materi yang terkait kependidikan (pedaÂgogik) hanya sekitar 25 SKS saja. “Kita berharap materi pedagogik bisa ditambah miniÂmal sepertiga total SKS yang akan ditempuh,†tandasnya.
(Yuska Apitya Aji)