BOGOR, Today – Persatuan Bola Basket Seluruh IndoneÂsia (Perbasi) Kota Bogor maÂkin selektif dalam memilih atlet dan pelatih untuk mengÂhadapi Pekan Olahraga DaeÂrah Jawa Barat (Porda Jabar) XIII/2018 mendatang.
Berkaca dari kegagalan tim basket putra di kancah PORDA XII/2014 di KabupatÂen Bekasi lalu. Sehingga PerÂbasi Kota Bogor masih menyÂisakan Pekerjaan rumah (PR) besar di sisi pembinaan atlet.
“Pembinaan atlet harus menjadi perhatian utama. Walaupun ajang Porda Jabar masih jauh. Namun bila berÂbicara soal pembinaan atlet, itu harus dimulai sedari sekaÂrang,†kata Ketua Pengurus Cabang (Pengcab), Eka WiÂbisana.
Eka juga mengaku bakal selektif dalam penjaringan atlet dan pelatih. â€PengalaÂman pahit di ajang PORDA yang lalu, memang harus dijadikan pengalaman yang sangat berharga. Untuk itu, kami dari pengurus akan lebih selektif lagi dalam meÂmilih atlet dan juga pelatih yang akan kami masukkan kedalam tim Kota Bogor,†ujarnya.
Selain itu, dirinya pun akan meminta kepada seluÂruh pengurus agar bisa memÂpererat hubungan dengaan klub anggota pengcab. KoorÂdinasi tersebut, dari sudut pandang dirinya memang sangat penting, agar tidak adalagi klub yang merasa ‘tersakiti’ serta sebagai anÂtisipasi tidak ada atlet yang hijrah ke daerah lain.
Karena, kata dia, adanya anggapan ‘pengkotak-kotakÂkan’ itu diawali karena tidak berjalannya komunikasi diÂantara kedua belah pihak. Yang bisa bisa memunculÂkan kecemburuan dari pihak klub yang merasa dianakÂtirikan. â€Saya tak ingin atlet kabur ke daerah lain, itulah pentingnya komunikasi yang harus dijalin oleh pengurus yang baru dengan klub angÂgota pengcab,†katanya.
Lebih lanjut Eka manÂgatakan bahwa pihaknya akan lebih menggenjot lagi turnamen lokal yang digelar di Kota Hujan dengan meÂnyasar kalangan usia pelajar. Terutama turnamen basket putri yang selama ini diniÂlainya masih kurang intensiÂtasnya.
“Sebenarnya Kota Bogor itu punya segudang atlet basÂket baik putra maupun putri. Kualitas dan talenta terpenÂdam yang mereka miliki sanÂgat bagus. Bagaikan berlian yang belum terasah. Maka dari itu perlu banyak turnamen untuk bisa mengasah benih-benih itu,†pungkasnya.
(Adilla Prasetyo Wibowo)