Bagi yang sering melakuÂkan gesek tunai (gestun) menggunakan kartu kredit, mungkin nasihat dari Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) harus menjadi perhatian. Rupanya aktivitas berÂtransaksi ini risikonya tinggi dan banyak bahayanya. Seperti apa?
Ketua Asosiasi Sistem PemÂbayaran Indonesia (ASPI) DarÂmadi Sutanto mengungkapkan, hobi berisiko ini bisa menyeret pelakunya atau yang biasa diseÂbut gestuner dengan beban utang yang akan semakin membengkak.
“Gestun itu kesannya bisa dapat uang dengan mudah tanpa harus berkeringat. Tapi jangan lupa, pada dasarnya uang yang diÂtarik itu bukanlah uang tabungan atau uang dari sumber pendanÂaan nyata. Itu adalah utang yang harus dibayar pemilik kartu,†ujar Darmadi, Jumat (19/6/2015).
Selain sifatnya yang berupa utang, dana hasil gestun pun buÂkanlah dana murah. Utang yang sifatnya kredit konsumtif ini meÂmiliki bunga yang tidak kecil yakÂni sekitar 2-2,7 persen per bulan atau 24-32 persen per tahun.
Darmadi menambahkan, kondisi akan semakin membahayÂakan manakala gestuner mengÂgunakan dananya untuk hal yang tidak bijaksana misalnya menutup utang jatuh tempo kartu kredit lain yang harus dibayar segera. Dalam istilah awam dikenal denÂgan ‘gali lubang tutup lubang’.
“Dilihat dari besaran utang mungkin segitu-gitu saja. Tapi janÂgan lupa, ada bunga di situ. Dan ini bukan menyelesaikan masalah justru hanya menunda hadirnya masalah yang jauh lebih besar karena pada akhirnya kartu kredit yang ada pegang ada limit-nya dan bunganya pun semakin memÂbengkak,†papar dia.
“Jadi jangan coba-coba gesÂtun karena akan membahayakan keuangan keluarga Anda,†pungÂkas dia.
Gestun adalah praktik meÂnarik uang tunai hingga batas penggunaan kartu kredit dengan menggesekkan kartu kredit di meÂsin electronic data captrue (EDC) di merchant atau toko.
Pemilik toko akan memberiÂkan uang tunai ke pada pemegang kartu kredit sesuai dengan baÂtas maksimal penggunaan kartu kredit yang bersangkutan.
Secara sepintas, praktik ini merupakan solusi jangka pendek yang membantu masyarakat unÂtuk memperoleh dana tunai unÂtuk berbagai keperluan. Namun praktik gestun justru akan menÂjerat nasabah kartu kredit dalam utang yang semakin lama semakin membengkak.
(DTK/Apri)