UNIVERSITAS Djuanda termasuk sebagian kecil universitas swasta yang telah menyÂelesaikan kewajiban penyerahan barang dan evaluasi diri, sebagai kewajiban yang sangat mendasar. Sejak 2016, perguruan tinggi yang tidak memiliki akreditasi inÂstritusi tidak dibenarkan mengeluarkan ijazah dan kelulusan.
Oleh : RIFKY SETIADI
[email protected]
Universitas Djuanda Bogor baru saja meÂnyelesaikan lapoÂrankan pengelolaan dan perkembangan universitas pada tahap svisitasi dari para asesor BAN-PT untuk mendapatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) sebagai bentuk pemenuhan atas kewajiban universitas kepada negÂara dan publik. Hal ini juga sebagai bentuk terwujudnya Good UniverÂsity Governance (GUG).
Pernyataan itu disampaikan Rektor Universitas Djuanda BoÂgor, Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH dalam upacara Wisuda ke 32 Universitas Djuanda Bogor, Selasa (16/06/2015) lalu di Puri Begawan Kota Bogor. Universitas Djuanda melepas 281 orang mahasiswa sebÂagai wisudawan/wati. Kampus yang berdiri sejak tahun 1987 ini mewÂisuda lulusan terbanyak berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu PendiÂdikan yaitu sejumlah 134 orang, teruÂtama dari program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (115 orang). “TaÂhun ini adalah berkah bagi kami, seÂlain karena PGSD memperoleh nilai akreditasi B, kami juga diberi nikÂmat dapat meluluskan sejumlah 115 wisudawan/wati Prodi PGSD,†ujar Dekan PGSD, Siti Pupu Fauziah.
Pada wisuda kedua yang dilakuÂkan di tahun ajaran 2014-2015 ini, lulusan tercepat tingkat universitas diraih oleh Irmalasari, dari Prodi Teknologi Pangan Fakultas Ilmu Pangan Halal, dengan masa studi 3 tahun 6 bulan 1 hari dengan IPK 3,81. Judul skripsi “Substitusi TeÂpung Talas (Colocasia Esculenta) pada pembuatan Polvoronâ€. Adapun Lulusan terbaik pada wisuÂda kali ini jatuh kepada Deuis Kartika, maÂhasiswa Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi, dengan IPK 3, 92 dengan judul skripsi Analisis Rasio Kemandirian, Rasio Efektivitas PAD, RaÂsio Efisiensi PAD dan Laporan Realisasi APBD Kab. Sukabumi.
Rektor Universitas Djuanda juga berharap lulusan Universitas Djuanda dapat menjadi figur dalam masyarakat, yang artinya menjadi tokoh yang disegani karena kecerdasan, kebiÂjaksanaan, kepemimpinan dan bagaimana ia berguna di masyarakat. Miftah, Wakil Rektor III yang membawahi pengelolaan mahasiswa dan alumni, menambahkan bahwa pintar saja tidak cukup, menjadi manusia yang berhasil dalam menjalani kehidupan membutuhkan keterampilan dalam mengelola mental, memiÂliki kreativitas yang tinggi dan memiliki integÂritas dalam menjalankan apa yang dikerjakan, dan itu semua akan membuahkan hasil optiÂmal jika dilandasi iman dan islam,†ujar Miftah.
Wakil Rektor III yang membawahi pengeloÂlaan mahasiswa dan alumni ini juga menegasÂkan bahwa lulusannya dibekali jiwa entrepreÂneurship. “Kita bersaing dalam memperoleh lapangan kerja yang jumlahnya terbatas, karena itu selain membekali untuk menjadi pegawai, Universitas Djuanda juga membekali mahasiswa agar berjiwa entrepreneur,r†tamÂbahnya. Meski begitu pembekalan itu kembali kepada mahasiswa, jika mereka mengembangÂkan diri sejak masa perkuliahan maka tidak akan sulit bagi mereka untuk mejadi pegawai maupun entrepreneur.
Dalam kesempatan wisuda tahun ini, diÂberikan juga penghargaan bagi Prodi PeterÂnakan Fakultas Pertanian yang memperoleh akreditasi A pada awal tahun 2015. Rektor memberikan hadiah berupa umroh bagi pejaÂbat struktural Prodi Peternakan atas prestasinÂya. Juga ditekankan mengenai launching dua program pascasarjana yang rencananya akan beroperasi di awal tahun 2015. Program pasÂcasarjana yang diluncurkan adalah Administrasi Publik dan Teknologi Pangan. Hal yang membedakan teknologi pangan di Universitas Djuanda dibandingkan Perguruan Tinggi lainnya adalah spesifikasi di pangan halal, karena itu fakultas yang berdiri bernama Fakultas Ilmu Pangan Halal. “Fakultas kami bekerjasama dengan LPPOM MUI dalam menyelenggarakan perkuliaÂhan terkait pengolahan pangan seÂcara halal,†jelas Martin.
Lukmanul Hakim, Presiden DiÂrektur LPPOM MUI yang juga dosen Universitas Djuanda berkenan memÂberikan orasi ilmiah dengan judul Istihalah dalam Perspektif Syariah dan Sains. Dalam orasinya, Lukman berpesan agar umat Islam selalu mengutamakan Al Qur’an dan HaÂdits untuk memutuskan kehalalan. Jika memang ada hal yang meraguÂkan, atau terjadi karena kebaruanÂnya, maka dilakukan ijtihad.
Martin juga menegaskan agar seluruh civitas akademka menÂjaga visi Universitas Djuanda yang selama 28 tahun tekah diÂemban yaitu â€Menjadi universitas berkualitas untuk mencerdarkan kehidupan bangsa yang menyatu dalam Tauhid.†Dalam rangka pencapaian visi tauhid kami telah mengembangkan program PendiÂdikan Kader Dakwah (PKD) sebagai model percepatan pencapaian visi bertauhid, karena kami menyadari pencapaian visi bertauhid membuÂtuhkan jangka waktu yang panjang yang harus dilakukan secara berÂkesinambungan.