Gerakan Menanam Pohon untuk Menyelamatkan Air dan Udara yang diotori Alumni Fahutan IPB E-28 bersaÂma koran harian Bogor Today dan RAFI Bogor, Minggu (22/11/2015) dilakukan di bantaran kali Cidepit, Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Para alumni yang juga sudah bergelar doktor dari berbagai disiplin ilmu itu, menelusuri bantaran SunÂgai Cidapit dipandu oleh Wakil Lurah Paledang Triono dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Heri Cahyono SHut MM. Mereka antara lain Dr Gun Gun Hidayat MSc (pakar air), Dr Hari Priyadi MSc, Ir M Yusuf Noorhajiyanto MM (PerhuÂtani) Ir Synta Juwita MSc, (BPLH), Ir Hj Enik S Kusumawati, Suparno SHut (penÂgusaha batu bara), Ir Asep Saepudin (Perhutani Bogor), Dr. Ir. Nurcahya Wilasa MM, Ir Ardi Risman MSc, dan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Bogor Today Alfian MuÂjani. Hadir juga dari RAPI (RaÂdio Anti Penduduk Indonesia) Ketua satu RAPI Kota Bogor Joko Sundoro JZ 10 GAR, KetÂua RAPI Kecamatan Tanah Sareal Endang Ismail JZ 10 GO, dan Kang Tato. PuluÂhan warga setempat dan mahasiswa dari jurusan Komunikasi IPB juga ikut bergabung dalam kegiaÂtan Menanam Pohon SeÂlamatkan Air dan Udara.
Menurut Ketua Alumni Fahutan IPB M Yusuf Noorhajiyanto, menamam pohon merÂupakan hal yang sangat penting dalam kehiduÂpan umat manusia dan mahluk lainnya. BahÂkan, katanya, agama mengajarkan umat maÂnusia bahwa keindahan surga antara lain karena pepohonan yang sangat terpelihara dan menyeÂjukkan.
‘’Karena itu, gerakan Menanam Pohon untuk meÂnyelamatkan Air dan Udara, bukan sekedar selogan kosong. Tetapi sudah merupakan sunatullah yang harus kita gelorakan dalam rangka menyelamatkan alam agar tetap leÂstari,’’ ujar M Yusuf Noorhjiyanto, yang juga Kepala Biro PengemÂbangan Pasar Kayu dan Industri Kayu Perhutani (BUMN). ‘’Jadi, setiap ada lubang dimanapun harus kita tanami pohon, jangan diisi yang lain,’’ tambahnya.
Yang paling penting lagi, menurut Yusuf, adalah memÂbangun kesadaran masyarakat untuk mau secara suka rela merawat pohon yang sudah ada dan menanam pohon. ‘’Gerakan alumni Fahutan IPB bersama BogorToday dan RAFI ini menjadi sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara pohon di lingÂkungan mereka,’’ katanya, ‘’Ini merupakan bagian dari revolusi mental yang saat ini tengah didenÂgung-dengungkan oleh pemeriÂnatah Presiden Jokowi,’’ tambah Yusuf.
Sebagai orang Perhutani, Yusuf tahu persis pentingnya membanÂgun kesadaran masyarakat dalam memelihara pohon secara khus, dan alam secara umum. ‘’Kalau kesadaran masyarakat tidak ditumbuhkan, menanam pohon berapa juta pun akan habis ditebang masyarakat. Kami di Perhutani sudah meÂnanam jutaan pohon setiap tahunnya, tetapi tetap saja banyak lahan gundul,’’ katanya.
Sementara Dr Hari Priyadi MSc, ketua gerakan Menanam Pohon untuk Menyelamatkan Air dan Udara menjelaskan bahwa, lokasi penanaman pohon kali kedua ini sengaja dipilih di bantaran sungai sebaÂgai simbol bahwa air adalah sumber kehidupan mahluk.
‘’Jika penanaman pertama dilakukan di sekolah taman kanak-kanak bermakna bahwa membangun kesadaran lingÂkungan itu harus dilakukan sejak usia dini, maka penanaman pohon di bantaran kali bermakna bahwa air merupakan sumÂber kehidupan semua mahluk hidup, utamanya manusia,’’ ujarnya.
(Kozer)