BOGOR TODAY- Proyek pembangunan Talud atau Tembok Penahan Tanah (TPT) di Kampung Muara, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Tahun Anggara  2015 yang diduga dikorupsi Rp 2,4 miliar oleh dua Direktur Utama (Dirut) perusahaan jasa kontruksi merupakan program prioritas Nawacita Presiden Republik Indonesia Jokowidodo. Proyek tersebut dilelangkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).
 
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Boris Darerusman membenarkan bahwa proyek tersebut datang dari Kementrian PUPR dan dilelangkan oleh ULP Provinsi Jawa Barat.
“Itu proyek dari Kementrian PUPR. Disini (Disperumkim) hanya ditunjuk saja oleh pusat. Pelelangannya pun dilakukan oleh ULP Provinsi Jawa Barat,” kata Boris, Senin (24/4) malam.
 
Seperti diketahui bersama, pada Jumat (21/4) petang, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bogor telah melakukan penahanan terhadap dua orang tersangka yakni Dirut PT Indotama Anugerah, Budi Rahman asal Bandung dan Jamintar Manurung sebagai Dirut PT Satria Lestari Graha asal Bogor. Pihak Korps Adhiyaksa itupun sebelumnya telah mengumpulkan keterangan saksi-saksi sebanyak 33 orang dan sekira puluhan orang merupakan PNS Kota Bogor. “Kalau disini (Disperumkim) tidak tahu apa-apa. PPK-nya Pak Kemal, kemarin ikut dimintai keterangan juga oleh pihak Kejaksaan,” tutur Boris.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal P5KP, Rudi Zaenudin mendesak Korp Adhyaksa segera memeriksa pejabat Pemkot yang diduga mengetahui terkait proyek tersebut. “Pejabat yang diduga mengetahui harus diperiksa, untuk mengetahui apakah kasus ini hanya melibatkan pengusaha ataukah ada unsur lain,” ucapnya.
Selain itu, tujuan pemeriksaan juga untuk mencari adanya kemungkinan aliran dana yang melibatkan pihak di luar pengusaha. “Sebab belajar dari pengalaman kasus Angka Hong itu melibatkan banyak pihak,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Intelejen Kejari Kota Bogor, Andhie Fajar Arianto menerangkan, pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap perkara dugaan korupsi Talud yang dimenangkan oleh PT Indotama dengan nilai Rp 3,1 miliar itu. “Saat ini kami masih lakukan pengembangan. Tim masih terus berkerja melakukan penyidikan,” kata dia.
Ketika ditanya apakah ada indikasi aliran dana yang mengalir kepada pihak lain, Andhie menegaskan akan terus lakukan pengembangan.  “Ya, pokoknya kami akan terus kembangkan. Perkara ini merupakan perkara korupsi pembangunan Talud yang pembangunannya tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurut ahli jumlah kerugiannya capai Rp 2,4 miliar,” kata dia.
Kejaksaan juga membidik sejumlah pejabat yang diduga menerima aliran dana dari proyek tersebut. Pejabat Pemegang Komitmen (PPK) proyek, kepala dinas pengguna anggaran hingga pejabat ULP dijadwalkan akan dimintai klarifikasi. Kejaksaan juga telah memeriksa 33 saksi diantaranya adalah sejumlah pejabat Pemkot Bogor.
Sudah dua kali amblas dan menimpa dua rumah milik warga. Menurut salah satu korban, Yayah (50) mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar tiga bulan yang lalu menimpa rumahnya dan rumah anaknya.
“Dua kali Pak ini temboknya pernah ambruk kena warga, pertama milik rumah saya dan anak saya itu sekitar sekitar tiga bulan yang lalu dan yang kedua rumah tetangga milik ibu Ratna dan lebih parah lagi itu kejadiannya sekitar 8 bulan yang lalu,” aku dia saat awak media mengunjungi lokasi Talud di Kampung Muara, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat.
Yayah bercerita, saat Talud ambruk, dia sedang bersama kedua anaknya di tengah rumah. “Waktu itu pas isya kejadiannya lagi hujan petir, tiba-tiba tembok ambruk kena kamar mandi sama dapur, untungnya nenek gak lagi dikamar mandi mengambil wudhu, kalau engga nenek bisa ikut tertimpa,” ucapnya.
Sama dengan Kondisi, Yayah, rumah Ratna yang yang terkena ambruknya Talud kini tidak bisa ditinggali lagi. Hingga akhirnya mereka berdua harus berpindah kontrakan.  “Iya, saya sama ibu Ratna kini ngontrak, karena emang kondisinya sudah rusak parah dan saya juga berharap ini bisa ditindaklanjuti agar kejadian serupa tidak terulang lagi, soalnya banyak warga juga,” keluhnya.

Hingga kini, kondisi fisik dari proyek Pemerintah Pusat tersebut masih ambruk dan menimpa dua rumah warga di Kampung Muara, Kelurahan Pasir Jaya. Dengan ditutup terpal orange berukuran besar, warga masih khawatir adanya longsoran susulan. Sebab, Pemerintah Kota Bogor belum meninjau langsung lokasi Talud Ambruk tersebut.(Yuska Apitya)

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Senin 25 Maret 2024
============================================================
============================================================
============================================================