Untitled-3Singapura saat ini dinilai sebagai pesaing terberat dari bengkel pesawat atau familiar disebut (Main­tenance, Repair and Overhaul/ MRO) Indonesia. Hal ini disampai­kan oleh Director of Maintenance and Information Technology, Ga­ruda Indonesia yang juga Komisa­ris GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto saat menemani kunjungan Men­teri Perindustrian, Saleh Husin, di Hanggar GMF, Tangerang, Jumat (4/3/2016). “Kompetitor terberat kita sekarang adalah Singapura,” kata Iwan.

Bengkel pesawat di Singapura, menurut Iwan, memiliki keung­gulan pengalaman. Kemudian, layanan bengkel pesawat negeri jiran Indonesia tersebut sangat didukung oleh pemerintah. Tak hanya itu, ongkos perawatan yang ditawarkan di Singapura lebih murah daripada bengkel pesawat di Indonesia. “Yang jelas lebih murah. Pastinya, sewa lahan lebih murah, SDM murah, bea ma­suknya berkurang akan jauh lebih murah,” sebutnya.

Meski lebih unggul dari fasili­tas dan biaya, Sumber Daya Ma­nusia teknisi pesawat Indonesia bisa bersaing dengan Singapura. Yang unik, mekanik di Singapura ada juga mekanik dari Indonesia. “Bukan berarti Indonesia tidak menarik. SDM di Singapura juga kebanyakan orang Indonesia dan Pakistan,” sebutnya.

Fasilitas GMF

Bengkel pesawat GMF memiliki pelanggan dari 50 negara. Maskapai dari belahan dunia telah memper­cayakan perawatan rutin di hanggar milik anak usaha milik Garuda Indo­nesia itu.

BACA JUGA :  SPBU di KM 42 Rest Area Tol Japek Disegel Usai Melakukan Kecurangan

“Pelanggan dari 50 negara di du­nia dan berkembang sangat pesat. Antara lain Airlines Eropa sudah memasukkan beberapa pesawat itu dari KLM, kemudian di beberapa di Middle East itu sudah masuk. Bagian dari Atlanta yang ada di Ir­landia sana. Nah, itu juga sudah ma­suk. Afrika, kemudian di Saudi Ara­bia sudah masuk GMF,” sebutnya. Bengkel pesawat lokal saat ini mem­peroleh angin segar pasca pemerin­tah mengeluarkan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 0% untuk beberapa spare part pesawat.

“PPN 0% sangat membantu. Di luar negeri industri perawatan pe­sawat sangat didukung oleh pemer­intah. Itu (PPN 0%) bisa menarik asing untuk merawat pesawatnya di sini,” ujarnya.

Indonesia baru memiliki bebera­pa fasilitas bengkel pesawat atau fa­miliar disebut (Maintenance, Repair and Overhaul/MRO), salah satunya MRO milik PT GMF AeroAsia di area Bandara Internasional Soekarno-Hat­ta, Tangerang. Dari ratusan pesawat jet komersial yang beroperasi di In­donesia, ternyata 60% di antaranya melakukan proses perawatan rutin pada fasilitas MRO di luar negeri. Fasilitas MRO dalam negeri baru ke­bagian 40%. “Pasar 60% di luar dan 40% ditangani di dalam negeri,” kata Iwan.

Lebih banyak pesawat melakukan perawatan di luar negeri daripada bengkel pesawat lokal bukan tanpa sebab. Iwan menyebutkan beberapa persoalan, di antaranya masalah pajak hingga kelengkapan fasilitas MRO.

BACA JUGA :  Resep Oseng Kikil Cabai Hijau yang Praktis untuk Menu Buka Puasa

“Ya tadi antara lain kemudahan-kemudahan yang harusnya bisa kita lakukan, kemudian dari pajak, kecepatan spare part masuk ke In­donesia, fasilitas ditingkatkan, alih teknologi supaya dikerjakan di dalam negeri,” ujarnya.

Ke depan, GMF ingin agar mayori­tas pesawat yang beroperasi di ban­dara-bandara Indonesia bisa dirawat pada bengkel pesawat dalam negeri.

“Paling nggak harus berbalik 60% ditangani dalam negeri dan 40% ke­luar karena di sini sangat menjan­jikan, tempat luas, banyak tempat ada Indonesia Timur yang belum di­jamah, SDM banyak, knowledge kita bisa dikembangkan,” sebutnya

Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian, Saleh Husin menye­but, pihaknya sebagai regulator in­dustri bakal memperkuat bengkel pesawat lokal. Pemerintah pada pak­et ekonomi lalu, telah mengeluarkan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 0% untuk spare part pesawat tertentu. Langkah ini dilakukan agar industri penerbangan Indonesia bisa bergairah.

“Baru beberapa bulan yang lalu, pasti bisa dinikmati oleh GMF, maupun MRO lainnya. Disamping kehadiran seperti ini, dengan send­irinya industri komponen pesawat terbang dalam negeri juga akan tumbuh pesat. PPN 0% mulai di paket kebijakan 2 bulan lalu,” ujar Saleh.

(Alfian M|dtc)

============================================================
============================================================
============================================================