JuventusLAZIO gagal menuntaskan dendam atas kekalahan di final Coppa Italia 2015. Pada laga Supercoppa Italia yang di­gelar Shanghai Stadium, China, Lazio kembali takluk di tangan Juventus, kali ini dengan skor 0-2

Oleh : ADILLA PRASETYO WIBOWO
[email protected]

Sempat berjalan alot pada babak pertama, pada babak kedua Juve akhirnya mencetak dua gol lewat dua pemain baru mereka. Diawali oleh tandukan Mario Mandzukic pada me­nit-69, disusul oleh tendangan keras Paulo Dybala empat me­nit berselang.

Kekalahan ini terjadi akibat tak berkembangnya permainan Lazio sepanjang pertandingan. Tak seperti Juve yang mem­perbaiki penampilannya pada babak kedua dengan mema­sukkan Dybala, Lazio tetap ber­main dengan pakem yang sama sepanjang 90 menit yang mana itu tak efektif membongkar pertahanan Juventus.

Pada dasarnya Lazio ingin mencoba memanfaatkan skuat Juventus yang tampil pincang pada laga ini. Pada laga ini, Juve sendiri memang harus tampil tanpa tiga pemain, yang dua di antaranya adalah pemain yang begitu diandalkan Juve pada musim lalu, Giorgio Chiellini dan Alvaro Morata.

Tak hanya itu, Lazio pun ingin menguji sejauh mana kekuatan Juventus saat ini yang ditinggalkan tiga pemain terbaiknya, Andrea Pirlo, Car­los Tevez, dan Arturo Vidal. Tampaknya karena asumsi inilah sang pelatih, Stefano Pi­oli, tetap menggunakan skema yang sama seperti musim lalu dan saat menghadapi Juve di babak final Coppa Italia yang berlangsung ketat dan berakhir dengan skor 2-1.Lazio meng­gunakan formasi 4-3-3 dengan Felipe Anderson, Miroslav Klose dan Antonio Candreva di lini depan. Skemanya pun sama, memanfaatkan kecepa­tan dan kemampuan Anderson dan Candreva untuk memasuki area pertahanan Juventus.

Namun, Juve yang dibesut Massimilliano Allegri seperti­nya sudah menyadari bahwa Lazio akan menggunakan skema ini. Formasi 3-5-2 yang dipilih eks-pelatih AC Milan itu pun dibuat menjadi 5-3-2 saat bertahan. Ini artinya, Stephan Lichtsteiner dan Patrice Evra yang ditempatkan sebagai wingback berdiri sejajar den­gan trio centre back.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

Memang, berdiri sejajarnya Evra dan Lichtsteiner dengan trio bek ini menciptakan ad­anya area kosong di pintu sep­ertiga akhir Juve. Tak hanya Anderson dan Candreva yang sering mendapatkan bola di area ini, pun begitu dengan dua bek sayap mereka yaitu Dusan Basta dan Stefan Radu.

Meskipun begitu, Lazio tetap minim peluang, di mana pada babak pertama tak mencetak satu tendangan ke gawang. Itu dikarenakan skema sayap Lazio biasanya memanfaatkan lebar lapangan dengan memanfaatkan operan-operan terobosan lalu para pe­main sayap melakuk penetrasi hingga ke ujung lapangan dan diakhir dengan umpan silang, cut back, atau melepaskan tembakan. Tapi skema pertah­anan Juventus membuat Lazio tak mampu melakukan hal tersebut. Lazio pun keukeuh dengan skema itu dengan men­coba memancing Lichtsteiner dan Evra keluar dari posisinya. Bola yang telah melewati garis tengah lapangan, kerap kali dikembalikan pada para pe­main belakang. Karenanya tak heran, tiga dari empat top pass­er Lazio merupakan pemain belakang: Radu, Basta, dan Ste­fan de Vrij.

Radu menjadi pencetak operan terbanyak pada laga ini dengan 71 kali. Hal ini dikarena­kan Lazio ingin sesegera mung­kin mengirimkan bola pada winger terbaik mereka, Felipe Anderson. Namun Lichtsteiner yang disiplin menjaga area per­tahanan berhasil empat kali melakukan intersep, kedua ter­banyak dalam skuat Juventus.

Pada babak pertama, Juve terfokus menjaga pertahanan karena skema Lazio ini. Ini yang membuat Juventus pun kesulitan untuk menciptakan peluang sepanjang 45 menit pertama. Umpan-umpan pan­jang dari lini pertahanan atau dari Marchisio, seringkali ber­hasil dipatahkan lini pertah­anan Lazio. Alhasil tempo pada babak pertama berjalan lambat karena Juve memilih bermain aman sementara Lazio terus mencoba memancing keluar para pemain sayap Juve.

Lazio sebenarnya mengua­sai pertandingan sepanjang 90 menit. Whoscored sendiri mencatatkan operan yang di­lakukan Lazio mencapai 543 kali di mana Juventus hanya 372 kali. Dengan menguasai jalannya pertandingan inilah Lazio tak mengubah skema permainannya, meski tak efektif membongkar pertah­anan Juventus. Tapi tak seperti Pioli, Allegri menyadari per­lunya ada perubahan dalam permainan skuatnya karena terus mendapatkan tekanan dari Lazio. Yang dilakukannya kemudian adalah memasukkan Dybala untuk menggantikan Kingsley Coman.

BACA JUGA :  Menu Bekal dengan Nasi Goreng Ayam Teriyaki yang Simple Tapi Lezat

Coman memang menjadi salah satu faktor buntunya se­rangan Juventus. Saat build-up serangan telah dibangun den­gan baik dari belakang, ketika bola jatuh di kaki pemain asal Prancis tersebut, aliran seran­gan terputus. Coman mudah sekali kehilangan bola.

Allegri sempat mencoba cara lain dengan menjadikan Mandzukic sebagai tembok se­hingga penyerang asal Kroasia tersebut rajin turun ke tengah lapangan. Namun dengan ke­cepatannya yang lambat, mem­buat serangan Juventus kem­bali gagal karena Coman tak cukup mampu berduel send­irian dengan lini pertahanan Lazio.

Berbeda saat Dybala ma­suk. Eks penggawa Palermo ini memiliki kemampuan individu yang mumpuni dalam mele­wati penjagaan pemain lawan. Saat menerima bola di tengah, ia bisa melewati satu dua pe­main sebelum kemudian meng­gulirkan bola ke sisi sayap.

Sisi sayap sendiri tak diisi oleh pemain wingback saat me­nyerang, demi mengantisipasi serangan sayap Lazio. Alhasil, Pogba dan Stefano Sturaro-lah yang rajin bergerak ke sisi sayap saat Juve melakukan pe­nyerangan.

Gol yang diciptakan Juven­tus pun hasil dari skema ini. Dari tengah lapangan, Marchi­sio mengirim umpan pendek pada Lichtsteiner yang diterus­kan pada Sturaro. Sturaro pun kemudian memberikan umpan silang matang pada Mandzukic.

Pemain yang musim lalu bermain untuk Atletico Madrid yang memang handal dalam duel-duel udara pun meman­faatkan dengan baik umpan si­lang Sturaro dan menaklukkan kiper Lazio, Federico Marchet­ti, dengan tandukannya.

Lazio tampaknya tak me­nyadari terdapat celah di sisi kiri pertahanan mereka. Karena gol kedua Juventus pun bermula dari area yang sama. Sturaro mengirimkan umpan terobosan pada Man­dzukic yang diteruskan mem­berikan umpan silang ke tiang jauh pada Pogba. Pogba lantas memberikan umpan pendek pada Dybala yang berada di tengah dan tak terkawal.

============================================================
============================================================
============================================================