SMAN 1 Kota Bogor meraih juara pertamaLomba Kaulinan Urang Lembur tingkat Provinsi Jawa Barat dalam Festival Kaulinan Urang Lembur (Kaulem) 2015 yang digelar di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Wakil Kepala Sekolah Bidang KuriÂkulum SMAN 1 Kota Bogor, Enung Nuripah menuturkan, Smansa mengirimkan tiga siswanya unÂtuk mewakili Kota Bogor untuk menampilkan permainan Keprak, Kokoprok, Kekeprak, KohÂkol, Karinding, Celempung, Toleat, Empet-emÂpetan, Kolotok, Cicitcuit, Kirincing, Bangnara, Ngapung, Kolecer dan lainnya.
“Mereka adalah, M Abbydzar, Arneta DeÂnanda dan Putri Salsabila. Penampilan ketigÂanya diiringi tembang dan instrumen khas Jawa Barat,†kata Enung.
Kaulinan Urang lembur merupakan pertunÂjukan permainan tradisional khas Jawa Barat. Helatan ini merupakan acara rutin yang digelar Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat seÂtiap tahun. Untuk tahun ini diikuti oleh 14 kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
Persiapan telah dilakukan selama dua minÂggu sebelum lomba ini di mulai. Latihan dimulai pukul 15.00 hingga 21.00 WIBdi sekolah dan di Sanggar Edas, Tajur.
Sanggar ini merupakan milik orang tua muÂrid SMAN 1 Kota Bogor yang sekaligus menjadi pelatih sanggar. Selama pelatihan, daya tahan tubuh ketiga siswa sempat menurun. Namun, pembina dan pelatih terus memberikan seÂmangat dan memberikan viamin agar merÂeka kembali sehat.
“Lomba ini bertujuan untuk melestariÂkan permainan yang merupakan budaya khas sunda. Seperti yang kita ketahui zaman sekarang anak muda lebih sering bermain gadget. Sampai di rumah, semua anggota keluarga pegang gadget, sedangkan tv dibiarkan menyala. SeÂmentara permainan tradisional ini membutuhkan lebih dari satu orang agar bisa bermain,†ujar Enung.
Banyak manfaat yang dirasakan setelah mangikuti Lomba Kaulinan Urang lemÂbur ini. Enung mengatakan, selain meningkatkan prestaÂsi siswa, lomba ini membuat pelajar mengetahui kebuÂdayaan yang ada di tanah sunda. Selain itu juga dapat melatih daya berpikir dan cara bersikap di masyarakat. Ia berharap agar dengan adanya lomba ini, generasi muda bisa mencintai budaya khas sunda. Seperti halnya pepatah “Dimana Kaki Berpijak Disitu Langit di Junjungâ€, pikiran mereka bisa internasional, tetapi harus diinÂgat bila kaki berada di taÂnah sunda dan harus menjaga kebudayÂaan khas Sunda.