DSC_0922SMAN 1 Kota Bogor meraih juara pertamaLomba Kaulinan Urang Lembur tingkat Provinsi Jawa Barat dalam Festival Kaulinan Urang Lembur (Kaulem) 2015 yang digelar di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kuri­kulum SMAN 1 Kota Bogor, Enung Nuripah menuturkan, Smansa mengirimkan tiga siswanya un­tuk mewakili Kota Bogor untuk menampilkan permainan Keprak, Kokoprok, Kekeprak, Koh­kol, Karinding, Celempung, Toleat, Empet-em­petan, Kolotok, Cicitcuit, Kirincing, Bangnara, Ngapung, Kolecer dan lainnya.

“Mereka adalah, M Abbydzar, Arneta De­nanda dan Putri Salsabila. Penampilan ketig­anya diiringi tembang dan instrumen khas Jawa Barat,” kata Enung.

Kaulinan Urang lembur merupakan pertun­jukan permainan tradisional khas Jawa Barat. Helatan ini merupakan acara rutin yang digelar Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat se­tiap tahun. Untuk tahun ini diikuti oleh 14 kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

Persiapan telah dilakukan selama dua min­ggu sebelum lomba ini di mulai. Latihan dimulai pukul 15.00 hingga 21.00 WIBdi sekolah dan di Sanggar Edas, Tajur.

Sanggar ini merupakan milik orang tua mu­rid SMAN 1 Kota Bogor yang sekaligus menjadi pelatih sanggar. Selama pelatihan, daya tahan tubuh ketiga siswa sempat menurun. Namun, pembina dan pelatih terus memberikan se­mangat dan memberikan viamin agar mer­eka kembali sehat.

“Lomba ini bertujuan untuk melestari­kan permainan yang merupakan budaya khas sunda. Seperti yang kita ketahui zaman sekarang anak muda lebih sering bermain gadget. Sampai di rumah, semua anggota keluarga pegang gadget, sedangkan tv dibiarkan menyala. Se­mentara permainan tradisional ini membutuhkan lebih dari satu orang agar bisa bermain,” ujar Enung.

Banyak manfaat yang dirasakan setelah mangikuti Lomba Kaulinan Urang lem­bur ini. Enung mengatakan, selain meningkatkan presta­si siswa, lomba ini membuat pelajar mengetahui kebu­dayaan yang ada di tanah sunda. Selain itu juga dapat melatih daya berpikir dan cara bersikap di masyarakat. Ia berharap agar dengan adanya lomba ini, generasi muda bisa mencintai budaya khas sunda. Seperti halnya pepatah “Dimana Kaki Berpijak Disitu Langit di Junjung”, pikiran mereka bisa internasional, tetapi harus diin­gat bila kaki berada di ta­nah sunda dan harus menjaga kebuday­aan khas Sunda.

============================================================
============================================================
============================================================