IMG-20150916-02151BOGOR, Today – Hari Perlindun­gan Lapisan Ozon Sedunia atau Hari Ozon Internasional (International Day for the Preservation of the Ozone Layer) diperingati setiap tanggal 16 Septem­ber. Tanggal terse­but ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Ozon Internasional karena merupakan hari ditandatan­ganinya Protokol Montreal pada ta­hun 1987, yang men­jadi awal kerjasama internasional untuk mengenda l i kan produksi dan kon­sumsi Bahan Pe­rusak Ozon (BPO). Hari ini diperingati untuk mengingat­kan kepedulian masyarakat interna­sional tentang ozon sebagai lapisan per­isai bumi.

Peringatan ini menjadi penting, karena berbagai Ba­han Perusak Ozon (BPO) dalam produk­si dan konsumsi jenis utama di seluruh du­nia seperti CFC, Halon, Carbon Tetraklorida, Metil Kloro­form, dan Metil Bromida harus terus dikurangi. Saat ini HCFC, sebagai salah satu BPO, ma­sih banyak digunakan di sektor Air Con­ditioner (AC), Re f r i ge ra s i , Busa (Foam), Pemadam api dan Pelarut Kimia (Solvent) di Indonesia. Kon­sumsi HCFC ini harus dikurangi secara bertahap dan sudah mu­lai dilakukan sejak 2013 hingga taget mendatang di tahun 2040.

Itulah sebabnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Kejuruan Teknologi Baru (YKTB) Bogor ikut mengedepankan isu penting dunia dengan cara Peringatan Hari Ozon Sedunia. Berbagai kreativitas pelajar yang memanfaatkan barang bekas menjadi produk bermanfaat, ditampilkan dalam acara ini. Se­lain itu, ratusan murid dibekali materi mengenai lingkungan agar mereka mampu menjaga dan memelihara lingkungan.

Kepala Sekolah SMP YKTB H. Mukhlis menuturkan, para siswa menjadi salah satu kunci penting dalam pemeliharaan lingkungan. “Kegiatan ini tentu sangat penting bagi pendidikan lingkungan. Mereka penting untuk mulai diajak peduli, bela­jar mengkampanyekan lingkungan hidup dan mulai berusaha menjaga lingkungannya dengan baik,” ujarnya. Ia menegaskan, program ini akan menjadi acara tahunan di sekolahnya. “Materi yang kami berikan baru sebatas perkenalan, supaya para siswa mengenal dan mengetahui kondisi alam saat ini, dan bagaimana ke depan sehingga tumbuh rasa kepedulian untuk menjaga dan memelihara lingkungan,” lanjut Mukhlis.

Sebagai langkah konkret, sekolah akan melakukan penana­man pohon, pengolahan sampah dan barang bekas yang bisa mengurangi terhadap terus menguranginya lapisan ozon. “Un­tuk sementara konsep ini masih diterapkan oleh lingkungan sekolah, salah satunya melakukan penghijauan dengan mena­nam hidroponik yakni budidaya menanam dengan memanfaat­kan air tanpa menggunakan tanah, dan kami harap konsep ini bisa diterapkan di tempat-tempat lainnya,” tegas Mukhlis.

Ketua Panitia “ Save Our Earth “, Desinta Permata Sari me­maparkan, acara ini memberi manfaat yang besar bagi para pelajar. “Melalui acara ini, siswa dapat menyadari, memahami dan bisa lebih menghargai alam, selain terbiasa dan melaku­kan gerakan 3R: Reuse, Reduce and Recycle,” ungkapnya. Ia juga berharap kegiatan ini dapat memacu dan memotivasi ber­bagai pihak lainnya untuk dapat berkomitmen dalam meng­hadapi tantangan-tantangan dalam upaya mengurangi Bahan Perusak Ozon.

(Rifky Setiadi)

============================================================
============================================================
============================================================