Untitled-8Sebentar lagi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) baka mengalahkan Bandara Changi Singapura. PT Angkasa Pura II (Persero) sedang mengebut pembangunan Terminal 3 Ultimate, serta revitalisasi Terminal 1 dan 2. Proyek ditargetkan rampung akhir tahun depan.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Bagaimana isu hub Asia di bawa ke Jakarta dalam skema lebih terstruktur dan sistematis. Dari penumpang saja (Terminal 3 Ul­timate), bisa 25 juta, nggak kalah dengan arsitektur Changi Airport,” kata Di­rektur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Budi Karya, dalam acara diskusi Deloitte, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Se­lasa (24/11/2015).

Selama ini, Bandara Changi dan Kuala Lumpur International Airport menjadi hub pener­bangan di ASEAN. Untuk merebut posisi itu, AP II akan menggandeng maskapai Garuda Indo­nesia dan anggota maskapai dunia aliansi SkyTeam.

“Kita kerja sama SkyTeam sebagai transit airport bukan destinasi. Jadi maskapai Sky­Team bisa transit di Bandara Soetta sebe­lum ke Asia, Timur Tengah dan Australia,” tambahnya.

BACA JUGA :  Rendang Ayam Kampung, Menu Lezat untuk Santapan Keluarga Tercinta

 Bila Bandara Soetta sukses menjadi bandara transit in­ternasional, Budi mengaku banyak manfaat diperoleh In­donesia. Arus wisatawan asing ke Indonesia bisa semakin mel­onjak.

Terminal 3 Ultimate, diran­cang untuk melayani pen­erbangan internasional dan Garuda Indonesia, sedangkan Terminal 2 untuk maskapai Sriwijaya, Batik Air, Nam Air, AirAsia hingga Citilink dan Ter­minal 1 untuk maskapai Lion Air hingga Kalstar. “Garuda dan penerbangan internasional se­mua nantinya lewat Terminal 3 Ultimate,” sebutnya.

Sejalan dengan pengemban­gan terminal, AP II juga akan melengkapi moda antar ter­minal atau Automated People Mover System (APMS). Untuk akses dari dan ke Bandara Soet­ta, AP II bersama PT KAI mem­bangun kereta khusus bandara. Kereta ini ditargetkan akan ber­operasi di akhir 2016. Meski demikian, AP II me­nyebut ada tantangan perihal harga avtur. Harga avtur di Bandara Soetta masih lebih ma­hal 17% daripada harga avtur di Changi Airport karena masih ada praktik monopoli.

BACA JUGA :  Minuman Segar dengan Sup Semangka Jelly yang Manis dan Creamy

Padahal, avtur berkontribu­si hampir 47% terhadap biaya operasional dunia penerban­gan. Akibat harga lebih mahal, maskapai yang terbang dari Bandara Soetta ke luar negeri seperti Eropa dan Timur Ten­gah memilih transit di Changi Airport untuk membeli avtur. Alhasil, AP II telah mengirim surat kepada Menteri ESDM, Sudirman Said untuk menam­bah pemain atau distributor avtur, selain PT Pertamina agar harga bisa turun dan kom­petitif.

“Karena avtur tinggi, mere­ka tetap berangkat dari Jakarta. Kemudian dari Jakarta transit Singapura untuk isi avtur,” se­butnya. (detik)

============================================================
============================================================
============================================================