JAKARTA, TODAY — Pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya untuk minyak solar Rp 200/liter. Ini berlaku untuk BBM jenis solar subsidi maupun non subsidi. Keputusan ini merupakan salah satu Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III.
“Jadi ada dua pokok utama yang disamÂpaikan lebih lanjut oleh Menteri ESDM,†kata Menko Perekonomian Darmin Nasution, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (7/10/2015).
Pertama, terkait penurunan harga BBM, avtur, elpiji 12 kg, Pertamax, dan Pertalite. Termasuk harga BBM jenis solar turun Rp 200 per liter namun belum dijelasÂkan waktunya berlaku.
“Harga BBM jenis solar subÂsidi turun Rp 200/liter, sehingÂga harga eceran BBM jenis solar subsidi ini menjadi Rp 6.700/liÂter. Ini juga berlaku untuk solar non subsidi,†kata Darmin.
Sedangkan untuk harga bensin Premium, pemerintah tidak melakukan penyesuaian harga alias tetap. Ada 3 insenÂtif yang diberikan pemerintah dalam Paket Kebijakan EkonoÂmi Jilid III.
“Pertama, tarif listrik untuk pelanggan industri golongan I-3 dan I-4 akan mengalami penuÂrunan sebesar Rp 12-13 per kWh, mengikuti turunnya harga minÂyak bumi (automatic tariff adÂjustment),†kata Menteri ESDM Sudirman Said, di Istana NegaÂra, Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Insentif kedua, lanjut Sudirman, pemberian diskon tarif hingga 30% untuk peÂmakaian listrik pada tengah malam, dari pukul 23.00 samÂpai 08.00, yaitu pada saat beÂban ketenagalistrikan rendah.
“Insentif ketiga, penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 40% dari tagihan listrik 6 atau 10 bulan pertama, dan melunasinya secara beÂrangsur, khusus untuk indusÂtri padat karya serta industri berdaya saing lemah,†ungkap Sudirman.
“Misal ada industri padat karya yang rawan PHK dan kesÂulitan cash flow. Tagihannya Rp 15 miliar kebijakan PLN, dia boÂleh hanya bayar 60% saja yakni Rp 10,5 miliar, sisanya dicicil di bulan ke-13 selama 12 bulan,†tutup Sudirman.
“Untuk harga solar subÂsidi turun Rp 200/liter dari Rp 6.900/liter menjadi Rp 6.700/liter. Berlaku 3 hari setelah pengumuman,†kata Sudirman Said, saat mengumumkan paÂket kebijakan ekonomi.
“Sedangkan harga Avtur untuk penerbangan luar negÂeri turun USD 10 sen per liter, untuk domestik turun tidak terÂlalu besar sekitar 1%, ini karena Pertamina dibebani penugasan mendistribusikan avtur hingga di bandara-bandaran perintis,†katanya.
Sementara, penurunan elpiÂji 12 kg, Pertamax, dan Pertalite sudah turun beberapa waktu lalu, bahkan pada pertengahan bulan lalu. “Elpiji 12 kg turun dari Rp 141.000/tabung menÂjadi Rp 134.000/tabung, turun 4,72% dan sudah berlaku 16 September lalu. Sedangkan Pertamax turun Rp 9.250/liter menjadi Rp 9.000/liter, serta Pertalite turun dari Rp 8.400 menjadi Rp 8.300/liter, ini suÂdah berlaku 1 Oktober lalu,†katanya.
Sudirman menegaskan, seiÂring dengan efisiensi yang diÂlakukan PT Pertamina (Persero) dan terus menguatnya rupiah dan kestabilan Indonesia Crude Price (ICP), maka harga BBM bisa saja turun lagi.
“BBM kan bukan barang subsidi, harganya sesuai denÂgan harga keekonomian, bila indikator tadi turun maka berÂhak harganya turun,†tutup Sudirman.
(Yuska|detik)