BOGOR, Today – Polres Bogor masih menyelidiki kecelakaan maut yang melibatkan dua bus TNI AD di tanjakan Selarong, Megamendung, Puncak Bogor, Minggu (6/12/2015).
Kanit Laka Polres Bogor, Ipda Asep Saepudin mengungÂkapkan, untuk anggota TNI telah dilimpahkan ke Denpom untuk penyelidikan lebih lebih lanjut.
“Sudah ditangani Denpom, tapi tidak tahu Denpom mana yang menyelidiki. Soalnya, Denpom dari Kota/Kabupaten Bogor dan Jakarta datang ke lokasi,†ujar Ipda Asep, Senin (7/12/2015).
Menurutnya, untuk penyÂelidikan kecelakaan, seperti pemeriksaan saksi-saksi, tetap dilakukan Polres Bogor.
“Ya kalau untuk penyeliÂdikan laka, tetap kami yang melakukan. Sekarang juga maÂsih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi,†tambah Asep.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan maut yang melibatkan dua kendaraan TNI dan empat kendaraan warga sipil biasa terjadi di turunan SelarÂong, Megamendung, Puncak Bogor, Minggu (6/12/2015). AkiÂbat insiden ini, tiga orang dinÂyatakan tewas.
Kasat Lantas Polres KabuÂpaten Bogor AKP Bramanstyo mengungkapkan, kecelakaan ini terjadi saat itu, arus lalu lintas sedang diberlakukan satu arah menuju Ciawi. Para penumpang bus adalah mahasiswa UniversiÂtas Yarsi Jakarta. “Bus mini TNI tersebut disopiri oleh dua angÂgota TNI,†ujar Bramastyo.
Enam kendaraan yang terÂlibat ialah, Micro Bus TNI-AD no Registrasi 4230-44 (Bus-1), Micro Bus TNI-AD no Registrasi 9704-37 (Bus-2), Mobil Daihatsu Espass nopol F 1681 BM, Motor Honda Scoopy nopol B 3817 SAS, Motor Honda Supra nopol F 4516 HA, Motor Piaggio Vespa nopol B 3917 TYF.
Kejadian bermula saat dua bus TNI AD berisi mahasiswa tersebut melaju beriringan dari arah Puncak. Arus lalu lintas sedang diberlakukan satu arah. Di antara dua bus ada sepeda motor.
Setibanya di lokasi keÂcelakaan, diduga bus 2 menÂgalami rem blong sehingga menabrak motor di depannya. Kemudian dua bus tersebut saling berta-brakan. Lalu, bus 2 yang dikemudikan Kopka SuÂgiono itu oleng ke sebelah kiri dan menabrak motor. Bus baru terhenti setelah menabrak DaiÂhatsu Espass F 1681 BM yang sedang parkir di bahu jalan seÂbelah kiri dari arah Puncak.
Bus 1 yang dikemudikan AhÂmad Yani (berada di depan Bus- 2) lanjut terdorong bergerak ke kanan dan terhenti setelah menabrak warung yang berada di bahu jalan sebelah kanan dari arah Puncak menuju arah Ciawi dengan posisi terbalik miring.
Korban tewas akibat kejadiÂan ini ada tiga orang. Mereka terdiri dari dua pengendara motor dan satu mahasiswa YarÂsi yang berada di bus 1. Korban luka berat akibat kejadian ini sebanyak tiga orang.
“Kronologi sementara hasil keterangan saksi, sementara ini dua bus ini beriringan ke bawah. Jalan one way. Bus itu konvoi, lalu di antara bus satu dan dua ada motor,†kata BraÂmanstyo.
Menurut saksi mata, bus beÂlakang terlibat kecelakaan denÂgan dua motor tersebut, lalu menabrak bus di depannya. Setelah itu, bus bagian depan menabrak sebuah bangunan warung. “Satu penumpang bus meninggal dunia, dua lagi pemotor,†imbuhnya.
Saat ini, polisi melakukan penyelidikan untuk mengeta-hui kejadian sebenarnya terÂkait kecelakaan tersebut. SeÂmentara para korban dibawa ke RSUD Ciawi.
TNI AD membenarkan bus tersebut sedang digunakan oleh mahasiswa. “Benar terÂjadi kecelakaan tersebut, benar menggunakan bus TNI AD,†ujar Kadispen TNI AD Brigjen Sabrar Fadhilah.
Sabrar mengatakan korban sudah ditangani oleh pihak rumah sakit terdekat. Saat ini pihak Kodam III Siliwangi juga ikut menelusuri penyebab terÂjadinya kecelakaan. “Kasusnya dalam penanganan Denpom setempat. Masih dalam pemerÂiksaan lebih lanjut,†jelasnya.
Polres Kabupaten Bogor suÂdah mengumpulkan keteranÂgan awal terkait kecelakaan dua bus TNI dan sepeda moÂtor di Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dugaan seÂmentara, insiden dipicu kareÂna rem blong.
Para penumpang bus adalah mahasiswa Universitas Yarsi Jakarta. Bus mini TNI tersebut disopiri oleh satu anggota TNI dan satu PNS.
Tiga korban tewas itu adalah Devina (20) warga Kampung Rawa Selatan 2 RT 03/06 Johar Baru, Jakarta Pusat, Doni (21) warga Jl. Kalibaru barat RT11/15 dan Reni Lestari.
“Semua korban kecelakaan tersebut berada dalam jamiÂnan Jasa Raharja. Untuk yang meninggal, santunan sebesar Rp 25 juta diberikan kepada ahliwaris dan untuk yang luÂka-luka sebesar maksimal Rp 10 juta,†ujar Kepala Kantor Jasa Raharja Cibinong, Syaiful Hadi.
(Rishad Noviansyah)